Al-Quds, 5 Jumadil Akhir 1437/14 Maret 2016 (MINA) – Lima perusahaan Palestina terancam kerugian keuangan karena Israel melarang produk Palestina dipasarkan ke wilayah Al-Quds dengan dalih politik dan ekonomi, sumber Palestina melaporkan Sabtu (12/3).
Laporan Palestina mengidentifikasi lima perusahaan yaitu Hamoudah, Al-Jideedi, Arryan untuk produk susu serta Asslwa dan Saniora untuk produk daging.
Perusahaan Hamouda melaporkan bahwa otoritas pendudukan Israel telah melarang masuknya produk perusahaan mereka ke Al-Quds selama lima hari.
Ini menjelaskan bahwa Israel mengharapkan kerugian besar pada perusahaan Palestina yang diperkirakan jutaan. Perusahaan Hamouda merupakan 50% dari produk yang dipasarkan di pasar Al-Quds.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Sumber tersebut menjelaskan, keputusan Israel datang setelah penjualan produk Israel yang sama di pasar Al-Quds karena dominasi produk Palestina. Otoritas pendudukan Israel mengambil keputusan ini meskipun perusahaan Palestina berlisensi dalam catatan Israel.
Perusahaan yang terkena dampak membahas urusan pemerintahan Sipil dan Departemen Pertanian untuk berkenalan dengan alasan berdiri di belakang keputusan tersebut dan kemudian menjawab bahwa keputusan itu sepihak dan tak terduga.
Sumber tersebut mengatakan bahwa pihak berwenang Palestina sedang mempelajari langkah tersebut.
Tareq Abu Laban, Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Pertanian Palestina mencatat bahwa ada alasan politik atas keputusan Israel tersebut, menjelaskan bahwa pihak Israel bertujuan untuk memaksa Palestina untuk berurusan dengan Al-Quds sebagai bagian dari wilayah Israel.(T/hna/R05)
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida