ISRAEL LARANG SYEIKH SALAH MASUKI TEPI BARAT

, 17 Rajab 1435/16 Mei 2014 (MINA) – Penguasa melarang pemimpin Gerakan di Israel, Salah memasuki wilayah Tepi Barat selama empat bulan ke depan.

Adanya larangan itu, Salah tidak akan bisa pergi ke wilayah yang dijajah zionis Israel hingga September 2014 mendatang, demikian Gerakan Islam mengatakan di situsnya.

Pemerintah Israel mengklaim kehadiran Salah di Tepi Barat “menimbulkan ancaman bagi keamanan Israel dan yg menimbulkan sentimen anti-Israel,” menurut gerakan itu seperti Wordbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan Jumat (16/5).

Syeikh Salah adalah seorang kritikus vokal dari pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem Timur) serta pelanggaran Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Raed Shalah yang dikenal dengan “Syaikhul Al-Aqsha” dilahirkan di desa Al-Lajun dekat kota Ummu Fahm, Palestina terjajah (yang dikuasai Israel) sebelah Utara pada  1958. Sebuah desa yang diwarisi dari generasi ke generasi namun mereka diusir Israel pada 1948 pasca perang berdarah dengan zionis Israel.

Zionis Israel membumi hanguskan semua rumah di sana dan menguasai tanahnya sehingga warganya pergi meninggalkannya dan mengungsi ke Umm Al-Fahm dengan harapan mereka akan kembali ke desa mereka suatu hari.

Lama Syekh Raed Shalah tinggal di kota Umm Al-Fahm. Ia berkepribadian tenang, dicintai teman-temannya karena santuan dan berbudi luhur. Ia adalah ayah delapan anak. Ia memiliki akar keluarga besar di Palestina yang dikenal dengan “Abu Syaqrah” salah satu keluarga yang bertahan di desanya dan mafia zionis Israel tidak berhasil mengusir mereka.

Syekh Salah menempuh pendidikan di Umm Al-Fahm dan kuliah di fakultas Syariah Islam di Universitas Hebron di Palestina. Sejak awal aktifitasnya sudah diawali dengan aksi pembelaan terhadap hak-hak Palestina dan tempat suci di sana.

Ia aktif di medan dakwah di wilayah “zona hijau” sejak di SMU. Ia termasuk pendiri gerakan Islam di wilayah pendudukan Israel di awal tahun 70an dan menjadi salah satu tokoh besarnya.

Tekad perjuangan yang pernah keluar dari lisannya, “Aku berjanji setia dalam diriku setelah aku berjanji setia kepada Allah untuk menyedekahkan umurku, waktuku, dan semua yang saya miliki untuk Al-Quds Asy-Syarif dan Masjid Al-Aqsha.”

Syekh Raed Shalah ikut dalam armada bantuan Freedom Flotilla menembus blokade Gaza dimana armada ini mengalami pembajakan Israel di perairan internasional dari kapal perang Israel.

Ucapan terkenalnya di Freedom Flotilla saat itu, “Majulah wahai warga kami dengan bergelombang dengan air mata kalian, berfikirlah kepada tempat suci Al-Quds kita, sejarah, hari-hari dan kejayaanya. Majulah dengan gelombang air mata kalian ke masjid Al-Aqsha yang kini sendirian. Ucapkan berkali-kali dengan keras tanpa rasa takut”.

“Selama Al-Quds dalam bahaya, kita tidak akan tidur, selama Al-Aqsha dalam bahaya kita tidak akan tidur. Bagaimana orang bisa tidur sementara dia memiliki waktu pasti untuk merayakan hari raya dengan Allah, janji yang pasti?” (T/P07/EO2 )

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0