Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - Kamis, 21 November 2024 - 12:47 WIB

Kamis, 21 November 2024 - 12:47 WIB

37 Views

Bandara Internasional Ben Gurion, salah satu pintu masuk pariwisata Israel beberapa kali alami penutupan. (Foto: Rafael Ben-Ari - Chameleons Eye - Abaca)

Tel Aviv, MINA – Agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza semakin mengisolasi bangsa Zionis itu di tengah penurunan besar-besaran dalam penerbangan ke dan dari wilayah yang diduduki.

Penerbangan langsung ke kota-kota besar seperti Washington DC, San Francisco, Toronto, Hong Kong, dan New Delhi telah ditangguhkan, sehingga dari 20 maskapai penerbangan yang aktif sebelum perang, hanya perusahaan Israel yang beroperasi. Almayadeen melaporkan.

Menurut otoritas bandara, penangguhan penerbangan menandai penurunan jumlah pesawat dan penumpang ke Bandara Ben Gurion sebesar 40% dalam sembilan bulan pertama tahun 2024.

Penurunan terbesar dicatat oleh maskapai penerbangan Amerika Utara, Delta Air Lines Inc., United Airlines Holdings Inc., American Airlines Group Inc., dan Air Canada.

Baca Juga: Penembak Jitu Penjajah Israel Tembaki Ambulans Bulan Sabit Merah Palestina di Rafah

Di tengah agresi yang sedang berlangsung dan ancaman keamanan yang terus berlanjut dari Gaza dan Perlawanan Lebanon, para pemimpin teknologi tinggi Israel yang bergulat dengan penurunan investor dan aktivitas bisnis, mencari solusi. Salah satu inisiatif tersebut, yang akan diluncurkan pada bulan Januari, disebut Airtech. Maskapai ini bertujuan untuk menawarkan penerbangan carter tiga kali sepekan antara Israel dan Amerika Serikat.

Gangguan penerbangan dimulai segera setelah peluncuran Operasi Banjir Al-Aqsa terhadap pendudukan Israel pada 7 Oktober, yang diikuti oleh Hezbollah di utara, yang menyebabkan peluncuran ribuan roket.

Maskapai penerbangan asing awalnya menangguhkan operasi, melanjutkan penerbangan untuk sementara, dan kemudian menghentikannya lagi. Banyak maskapai penerbangan sekarang menunda kembalinya selama beberapa pekan, berbulan-bulan, atau, dalam beberapa kasus, tanpa batas waktu.

Operasi yang sedang berlangsung terhadap pendudukan telah secara signifikan menghambat penerbangan Israel, menghapus lebih dari satu dekade kemajuan yang telah dibuat sejak “reformasi langit terbuka” tahun 2013, yang menurut Bloomberg, membuka pintu bagi banyak maskapai penerbangan untuk beroperasi di Israel.

Baca Juga: Jurnalis Palestina Terluka Serpihan Peluru dalam Agresi Israel di Tulkarem

Di tingkat internasional, Israel juga telah terisolasi karena hubungan dengan beberapa negara telah terbalik, seperti hubungan dengan Turki, yang sekarang memboikot pendudukan. Dengan memblokir penerbangan Israel dari pusat transit Turkiye, Israel telah kehilangan akses penerbangan langsung ke negara-negara seperti Yordania, Mesir, Maroko, Bahrain, dan banyak kota di Yunani, Italia, dan Eropa Timur.

“Harga tiket pesawat naik 50 hingga 200% dan dalam beberapa kasus, 300 hingga 400%,” kata Hanny Sobol, CEO Diesenhaus Group, sebuah agen perjalanan, seraya menambahkan bahwa kursi pesawat terbatas.

Biaya pengiriman juga terpengaruh. Amir Shani, pemilik perusahaan pengiriman udara Israel Amit dan presiden Asosiasi Pengiriman Udara, mengaitkan hal ini dengan meningkatnya ketergantungan pada pesawat penumpang untuk pengiriman kargo. Sebelum perang, lebih dari 50% kargo Israel diangkut melalui pesawat penumpang.

“Biaya pengiriman udara telah melonjak sekitar 250%,” kata Shani, yang membuat upaya untuk menekan inflasi menjadi jauh lebih sulit.

Baca Juga: Israel Sebut Lebih 15.000 Tentaranya Terluka dalam Perang Gaza

Kekurangan pasokan telah menyebabkan waktu pengiriman menjadi tiga kali lipat, menurut CEO pabrik implan gigi di wilayah Palestina utara yang diduduki, yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia menjelaskan penundaan ini telah menyebabkan penurunan penjualan dan mengganggu arus kas perusahaan.

Salah satu kekhawatiran utama adalah beberapa maskapai penerbangan mungkin tidak akan kembali beroperasi. Kelompok tersebut telah memberi tahu Parlemen, jika tidak ada perencanaan awal untuk musim panas, pesawat akan ditugaskan ke tujuan lain. Oleh karena itu, untuk menghindari setidaknya satu tahun lagi keruntuhan industri penerbangan Israel, tindakan yang berani dan cepat harus diambil.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Tarik Ancamannya Keluar Koalisi

Rekomendasi untuk Anda