ISRAEL MASIH LARANG MUSLIM BERIBADAH DI MASJID IBRAHIMI

Masjid Hebron Ibrahimi. (Foto: Ma'an News Agency)
Masjid . (Foto: Ma’an News Agency)

Hebron, 15 Dzulhijjah 1435/9 Oktober 2014 (MINA) – Otoritas Pendudukan mengumumkan akan menutup Masjid Ibrahimi di Al-Khalil, Hebron, bagi jamaah Muslim pada Ahad (12/10) pagi hingga Senin (13/10) malam, dengan dalih perayaan hari raya Yahudi.

Selama dua hari, Israel hanya membiarkan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi memasuki masjid, dengan menggunakan semua halaman dan koridor, guna merayakan perayaan puncak hari raya Yahudi ‘Sukkot’.

Kementerian Wakaf di Hebron mengatakan kepada Ma’an News bahwa Israel memberitahu kepala penjaga kepala keputusan penutupan Masjid Ibrahimi, Palestinian News Network (PNN) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Wakil Dirjen Kementerian Jamil Abu Dawud menggambarkan keputusan itu sebagai “serangan terhadap salah satu rumah Allah dan merugikan perasaan umat Islam.”

Masjid Ibrahimi menghadapi serangan Pendudukan Israel hampir setiap hari, di mana pos-pos pemeriksaan yang ditetapkan dan jamaah yang dicari oleh tentara dan kadang-kadang menolak akses.

September lalu, Israel melarang kumandang Azan di masjid bersejarah itu sebanyak 60 kali, dengan dalih mengganggu lingkungan warga. Israel terus melanggar hukum internasional serta menganiaya tempat-tempat suci dan kebebasan beragama.

Masjid Ibrahimi berada di jantung Kota Hebron, Al-Khalil Ar-Rahman (julukan nabi ), di tengah kampung-kampung bersejarah yang dibangun bangsa Arab Kan’an. Masjid itu membawa warisan peninggalan Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, Nabi Ya’qub, dan Nabi Yusuf.

Setelah berdiri selama lebih dari 2000 tahun, bangunan Masjid Ibrahimi adalah salah satu yang tertua di dunia yang masih kokoh, serta telah bertahan dari gempa bumi di wilayah tersebut.

Saat ini, pendudukan Israel memberlakukan penjagaan keamanan yang ketat di sekitar masjid dan menutup pos pemeriksaan militer antara masjid dan lingkungan kota tua. Mereka juga baru-baru ini melarang adzan untuk menunaikan ibadah sholat wajib.

Masjid itu telah dibagi antara Muslim dan Yahudi selama puluhan tahun dengan masing-masing agama menempati bagian dari masjid di mana jamaahnya melakukan ritual ibadah.

Pemerintah Israel juga mendirikan banyak pos pemeriksaan di jalan menuju Masjid Ibrahimi untuk memaksakan de facto bagi muslim Palestina agar tempat suci tidak akan dikunjungi oleh mereka.

Israel membagi Masjid Ibrahimi antara Muslim dan Yahudi lebih dari 20 tahun yang lalu dan memperbolehkan kaum Muslimin masuk ke dalam bagian khusus Yahudi sepanjang 10 hari dalam setahun, yaitu selama hari raya Islam, hari Jumat dan malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan.

Jum’at, 25 Februari 1994, Baruch Goldstein, seorang Yahudi anggota Jewish Defense League ( JDL ) bentukan Rabbi Meir Kahane menembaki para jama’ah masjid ketika mereka Shalat Subuh.

Menurut keterangan beberapa saksi mata, bukan hanya Goldstein yang melakukan pembantaian di tempat suci kota Hebron itu, melainkan ada beberapa orang juga yang membantunya menembaki jama’ah shalat dan memasok peluru.

Serangan itu mengakibatkan 29 orang tewas dan 125 luka-luka; dan Goldstein dipukuli sampai mati oleh para korban yang masih hidup. Sejak itu, Israel mulai memberlakukan langkah-langkah keamanan yang membatasi secara ketat, dan dalam banyak kasus, menolak masuknya Muslim ke masjid.(T/R05/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0