Kairo, MINA – Israel mulai mengekspor gas alam ke wilayah Mesir selatan untuk pertama kalinya, Rabu (15/1), berdasarkan kesepakatan 15 tahun untuk mengekspor kembali gas ke Eropa, demikian Middle East Monitor melaporkannya.
Kementerian energi Tel Aviv dan Kairo telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengumumkan implementasi kesepakatan senilai USD19,5 miliar atau setara dengan 278,89 triliun rupiah untuk memompa gas alam dari dua ladang gas lepas pantai.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian Mesir mengatakan impor gas alam dari Israel adalah “perkembangan penting untuk melayani kepentingan kedua negara.”
Menurut perjanjian yang ditandatangani pada 2018 dan diubah pada akhir 2019, Israel akan mengekspor 85 miliar meter kubik gas alam dari Leviathan dan waduk Tamar ke Mesir selama 15 tahun ke depan.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Pernyataan itu menegaskan aliran gas alam Israel ke Mesir juga akan memungkinkan ekspor ke Eropa melalui terminal gas alam cair.
Perusahaan yang mengoperasikan dua ladang – Delek Drilling dan Noble Energy – mencapai kesepakatan pada tahun 2018 dengan Dolphinus Holdings Mesir untuk mulai mengekspor gas melalui kilang gasa alam cair yang dikembangkan dengan baik.
CEO Delek Drilling Yossi Abu menggambarkan langkah ini sebagai “era baru di sektor energi Timur Tengah.”
Israel awalnya akan mengekspor 200 juta kaki kubik gas per hari ke Mesir dengan bantuan perjanjian ini, Menteri Perminyakan Mesir Tarek El-Molla mengatakan kepada El-Watan dalam sebuah wawancara tahun lalu.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mesir merupakan negara Arab pertama yang membangun hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 1979.(T/R1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina