Yerusalem, MINA – Wakil Menteri Pendidikan Palestina Basri Saleh mengatakan, sekitar 100.000 siswa Palestina menghadapi ancaman menggunakan buku-buku sekolah yang terdistorsi di Yerusalem yang diduduki.
Menurut Arab48, Selasa (22/10), dalam pertemuan internasioal pendidikan di Palestina, yang diadakan di Kairo, Basri mengatakan bahwa pendudukan Israel telah bekerja keras untuk memaksakan narasi Israel yang terdistorsi terkait dengan sejarah Palestina dan konflik dalam buku-buku sekolah.
Dia juga mengatakan bahwa pendudukan Israel telah mengerahkan upaya untuk memaksakan kurikulum Israel pada sekolah-sekolah Palestina di Yerusalem yang diduduki.
“Yerusalem sedang menunggu upaya intensif dari kami,” katanya dalam pertemuan itu.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Ia juga menyerukan pada Liga Arab untuk mengatasi kebutuhan pendidikan mendesak warga Palestina di Yerusalem.
Basri menekankan pentingnya menghadapi “agresi Israel terus menerus” di Yerusalem, terutama agresi terhadap silabus Palestina.
“Pendudukan Israel masih menargetkan sekolah, guru, dan siswa Palestina,” katanya, mencatat bahwa banyak guru dan siswa Palestina telah ditahan dan dibunuh.
Dia juga menyerukan pentingnya membantu mempertahankan UNRWA karena mencerminkan keberlanjutan masalah pengungsi.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Pada bulan Oktober tahun lalu, Walikota Israel, Nir Barkat, mengumumkan berencana meniadakan staf PBB untuk para pengungsi Palestina dari Yerusalem Timur yang diduduki, dengan menuduhnya “beroperasi secara ilegal dan menghasut perlawanan terhadap Israel”.
Ia juga mengatakan akan menutup sekolah-sekolah PBB, yang melayani sekitar 1.800 siswa, namun tidak memberikan waktu pasti untuk penutupan tersebut. (T/Ast/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel