Yerusalem, MINA – Seorang warga Palestina dari lingkungan Silwan, Yerusalem yang diduduki, pada Jumat (1/10), memulai penghancuran sebuah kamar yang menjadi bagian dari rumahnya.
Tindakan itu ia lakukan setelah dia dipaksa melakukannya oleh pemerintah kota Israel di Yerusalem Barat. Jika pembongkaran dilakukan oleh pemerintah kota, dia akan diwajibkan membayar biaya yang terlalu tinggi.
Saksi mata mengatakan kepada WAFA bahwa Mohammad Yaaqoub Yaghmour terpaksa menghancurkan ruang tamu di rumahnya, setelah diperintahkan oleh pemerintah kota Israel, dengan dalih itu dibangun tanpa izin.
Yaghmour tidak punya pilihan selain menghancurkan ruang tamu seluas 50 meter persegi untuk menghindari membayar biaya pembongkaran yang tidak masuk akal kepada pemerintah kota Israel.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Yaghmour mengatakan, sisa rumahnya dibangun sebelum pendudukan Israel dan aneksasi Yerusalem Timur pada tahun 1967.
Warga Palestina di Yerusalem mengatakan, mereka terpaksa membangun tanpa izin karena untuk mendapatkan izin bangunan tidak mungkin diberikan oleh Dewan Kota. Otoritas pendudukan Israel berusaha untuk menjaga populasi Palestina di kota itu seminimal mungkin, sambil melipatgandakan penduduk Yahudi dengan menyetujui pembangunan ribuan unit rumah baru di permukiman Yahudi.
Hampir 75 persen permohonan izin oleh warga Palestina di Yerusalem ditolak oleh pemerintah kota, menurut kelompok hak asasi. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon