Paris, 14 Rabi’ul Akhir 1438/13 Januari 2016 (MINA) – Konferensi yang dijadwalkan di Paris pada Ahad (15/1) untuk memulai kembali upaya perdamaian Palestina-Israel, disikapi berbeda oleh pemimpin kedua pihak yang bertikai.
Setidaknya 72 negara akan menghadiri konferensi di ibukota Perancis itu dalam upaya meletakkan kerangka kerja internasional untuk solusi antara Palestina dan Israel. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Sementara pihak Palestina menyambut baik inisiatif Perancis, Israel justeru menolak dan tidak mau memainkan peran apapun dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Dalam pidatonya kepada para diplomat hari Kamis (12/1), Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan, konferensi ini bertujuan untuk memastikan dukungan dari masyarakat internasional untuk solusi dua negara sebagai acuan dalam negosiasi langsung di masa depan.
Dijadwalkan, Palestina dan Israel tidak akan mengambil bagian dalam pertemuan utama. Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diundang untuk datang ke Perancis setelah ada kesimpulan dari konferensi tersebut.
Netanyahu telah menolak undangan tersebut. Sementara Abbas akan bertemu rekan Perancisnya Francois Hollande hari Senin untuk diberikan pengarahan pada proses itu, kata pejabat Palestina.
Bangsa Palestina dalam beberapa tahun terakhir telah berkampanye agar masyarakat internasional mengambil peran lebih besar dalam menyelesaikan konflik Palestina.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dikatakan bahwa pertemuan Paris juga akan menjadi kesempatan penting untuk mengutuk pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza