Gaza, MINA – Sebuah penyelidikan menemukan bahwa gambar yang dirilis Israel di mana memperlihatkan dugaan terowongan Hamas di Koridor Philadelphia yang memisahkan Gaza dan Mesir adalah palsu dan digunakan untuk mencegah kesepakatan gencatan senjata.
Penyiar publik Israel, Kan, melaporkan pada Rabu (23/4) bahwa terowongan Hamas yang diklaim sebenarnya adalah “sebuah kanal yang tertutup tanah.”
Foto tersebut awalnya dipublikasikan oleh militer Israel di platform media sosial X pada tanggal 4 Agustus 2024. Diklaim bahwa terowongan tersebut sedalam tiga meter.
“Dalam kegiatan operasional baru-baru ini, pasukan [militer Israel] menghilangkan puluhan rute terowongan di area Koridor Philadelphia, dan terus menemukan beberapa rute tambahan. Sebuah terowongan setinggi tiga meter ditemukan di area tersebut pada awal pekan lalu,” kata postingan tersebut.
Baca Juga: Seorang Nelayan Gaza Syahid oleh Tembakan Israel
Kan mengutip mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa parit tersebut hanya sedalam satu meter dan digunakan untuk mencegah kesepakatan gencatan senjata.
“Itu bukan terowongan, tetapi upaya untuk mencegah perjanjian gencatan senjata,” katanya, seraya menambahkan “itu dipromosikan ke publik sebagai terowongan dalam untuk mencegah tercapainya kesepakatan dengan Hamas”.
Mesir telah membantah bahwa ada terowongan aktif di perbatasannya dengan Gaza selama perang berlangsung.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang, telah mengatakan akan ada kehadiran militer Israel secara permanen di koridor tersebut, yang akan melanggar Perjanjian Camp David yang ditandatangani dengan Mesir.
Baca Juga: Presiden Palestina dan Mesir Bertemu di Moskow
Namun, Gallant, yang juga dicari oleh ICC, tidak setuju dengan Netanyahu mengenai masalah tersebut, menyebut kebijakan tersebut sebagai “aib moral” dalam komentar yang bocor ke pers Israel.
Gallant dipecat oleh Netanyahu sebagai Menteri Pertahanan November lalu.
Pada bulan Januari, gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai di Gaza. Namun Israel melanggarnya dan melanjutkan serangan pada tanggal 18 Maret, mengepung daerah kantong itu dan menewaskan sedikitnya 1.928 orang sejak saat itu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan 51.305 orang dan melukai 117.096 lainnya sejak perang dimulai pada Oktober 2023. Ribuan korban yang tidak terhitung jumlahnya diyakini terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. []
Baca Juga: Ribat Al-Kurd, Gerbang Baru Menuju Yahudisasi di Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Akui Dua Tentaranya Tewas dalam Pertempuran di Gaza Jumat Pagi