Tel Aviv, MINA – Pemerintah Israel mengeluarkan perintah pemanggilan, Ahad (21/7), kepada 1.000 anggota agama Yahudi Haredi, untuk mengikuti wajib militer guna meningkatkan jumlah pasukannya.
Namun langkah itu diprediksi dapat meningkatkan ketegangan antara orang Israel kelompok agama dan sekuler. Arabic Post melaporkan.
Laporan menyebutkan, gelombang pertama mencakup 1.000 orang berusia antara 18 dan 26 tahun. Sementara panggilan gelombang dua akan dijadwalkan dalam empat pekan ke depan.
Tentara Israel mengatakan, ada 3.000 orang Yahudi Haredi laki-laki yang memiliki pekerjaan atau terdaftar di lembaga pendidikan tinggi, yang diakreditasi pemerintah setempat.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Bulan lalu, Mahkamah Agung mengeluarkan perintah kepada Kementerian Pertahanan untuk mengakhiri pengecualian mahasiswa dari Lembaga Keagamaan Yahudi untuk wajib militer.
Pengaturan ini telah berlaku sejak berdirinya Israel pada tahun 1948, ketika jumlah individu Haredi masih sedikit.
Dua partai keagamaan di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menentang perubahan kebijakan baru ini, yang memberikan tekanan besar pada koalisi sayap kanan sehubungan dengan berlanjutnya perang di Gaza.
Beberapa rabi Yahudi mendesak anggota komunitas Haredi untuk membakar surat panggilan apa pun yang mereka terima.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Tentara Israel telah membentuk sejumlah unit yang ditunjuk untuk perekrutan anggota Haredi.
Sejumlah anggota Haredi mengatakan, mereka tidak akan pernah setuju untuk menjadi tentara. Mereka mengatakan, penerapan wajib militer hanya akan meningkatkan intensitas konflik.
Pemerintah Netanyahu masih berupaya untuk menyetujui undang-undang wajib militer yang akan mencakup beberapa konsesi terbatas dan menyelesaikan masalah ini, sebelum mengancam stabilitas koalisi.
Tekanan untuk merekrut Haredi meningkat tajam dari tentara Israel dan kelompok sekuler, guna mendistribusikan beban dinas militer di Israel. Perekrutan mendesak, mengingat masih berlanjutnya pertempuran di Gaza dan meningkatnya ancaman perang dari kelompok perlawanan di Lebanon.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Undang-undang tersebut mengharuskan warga Israel berusia 18 tahun untuk wajib militer selama jangka waktu antara 24 hingga 32 bulan.
Mayoritas warga Arab Israel, yang mewakili 21 persen populasi, menerima pengecualian dari dinas wajib militer. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah