Tel Aviv, MINA – Tentara pendudukan Israel dalam beberapa bulan terakhir telah memanggil ratusan guru sekolah untuk bertempur di Gaza dan Lebanon karena mereka bergulat dengan kekurangan tentara dan perwira yang signifikan, situs Ynet News milik Israel melaporkan.
Sebuah artikel dari Yedioth Ahronoth awal pekan ini menyoroti kebutuhan mendesak tentara untuk merekrut 7.000 orang di tengah krisis pendaftaran yang mengkhawatirkan, yang telah menyebabkan penurunan satu persen per tahun dalam jumlah tentara pria. Demikian dikutip dari MEMO, Jumat (8/11).
Mobilisasi guru telah menyebabkan gangguan yang cukup besar di Israel, yang mengakibatkan pembatalan kelas dan ruang kelas kosong.
Untuk mengurangi dampak pada pendidikan, sekolah telah menghubungi guru yang sudah pensiun, orang tua, dan lulusan universitas baru-baru ini, memohon bantuan mereka untuk mengisi kesenjangan yang ditinggalkan.
Baca Juga: Sebanyak 40.000 Jamaah Shalat Jumat di Masjidil Aqsa
Rabbi Rafi Maimon, Kepala Sekolah AMIT Hammer Rehovot High School for Boys, mengatakan: “Banyak dari kami yang paling berkualifikasi telah dipanggil, dan kami berusaha untuk mendukung para administrator kami di masa yang penuh tantangan ini. Itulah sebabnya kami beralih ke guru yang sudah pensiun, orang tua, dan lulusan universitas yang dapat mendedikasikan beberapa jam untuk menggantikan mereka yang berada di garis depan.”
Maimon menekankan peran penting yang dimainkan guru, dengan menyatakan: “Kita menghadapi tantangan besar, dan tentara harus menyadari bahwa guru sangat penting. Selama lebih dari setahun, siswa telah menjalani lingkungan pendidikan yang tidak stabil.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasar Lumpuh, Harga Kentang Tembus Rp 1,27 Juta di Jalur Gaza