Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Haaretz, Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Yaakov Amidror mengadakan pembicaraan pada Senin (5/6) untuk membahas dimensi pedoman Eropa yang baru untuk mempersiapkan pembicaraan lebih luas.
Pembicaraan tersebut diharapkan dapat diprakarsai oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam beberapa hari mendatang.
Pertemuan itu juga akan membahas isu agar terus bekerja sama dengan Uni Eropa di bawah proyek “Horizon 2020”, di mana Kementerian Pekonomian, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sains Israel ambil bagian dalam proyek itu.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Menteri Perkonomian Israel, Naftali Bennett menyatakan kerjasama dengan Uni Eropa harus dihentikan. Namun, sumber di dalam kementerian itu mengatakan posisi pernyataan Naftali adalah “pribadi” dan tidak menggangu proyek. Dia menyebutkan pilihan lain akan diajukan selama pemerintah untuk membahas langkah-langkah yang lebih berpengaruh.
Sementara itu, Menteri Sains Israel, Yaakov Perry menentang kerjasama tersebut dihentikan. Dia telah menelepon beberapa hari sebelumnya untuk tidak mengambil keputusan tergesa-gesa pada hal itu, sedangkan Dewan Pendidikan Tinggi pada Kementerian Sains belum membuat keputusan apapun.
Berdasarkan proyek pendidikan “Horizon 2020”, (Israel), dalam waktu tujuh tahun, akan mentransfer sekitar 600 juta euro untuk Uni Eropa agar mengizinkan universitas-universitas di Israel serta para penelitinya menerima dana dan hibah untuk proyek-proyek di berbagai bidang teknologi.
Dalam setiap satu euro yang ditransfer Israel sebagai bagian dari proyek, makan Israel akan mendapatkan kembali satu setengah euro; hal ini berarti bahwa Israel akan mendapatkan 900 juta euro. Namun, akan Israel akan kehilangan 300 juta euro jika memutuskan untuk menghentikan kerjasama.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Sebagai catatan, Israel adalah satu-satunya negara dari luar zona Uni Eropa yang terlibat dalam proyek pada pijakan yang sama dengan seluruh negara-negara Uni Eropa, Kantor berita berbasis Gaza AlRay melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Jumat (9/8).
Sementara itu, Uni Eropa memutuskan untuk melarang pendanaan dan kerja sama dengan lembaga-lembaga Israel yang beroperasi di luar jalur Palestina pra-1967.
Uni Eropa juga mengecam pembangunan pemukiman ilegal di wilayah itu dan meminta Israel harus mematuhi perbatasan yang telah ditetapkan setelah perang Timur Tengah tahun 1967.
Uni Eropa meyakini daerah-daerah termasuk Al-Quds (Yerusalem) Timur dan Dataran Tinggi Golan, bukan bagian dari Israel.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Seorang peneliti dari salah satu universitas di Israel, Miguel Institute, Prof Uri Mar-Haim mengatakan bahwa ia mengirim surat kepada Netanyahu meminta untuk tidak mengambil keputusan tergesa-gesa dan memeriksa semua implikasi yang bermanfaat.
Pada tahun lalu, lembaga pendidikan tinggi tersebut menerima hibah dari Uni Eropa senilai 4,4 juta euro untuk membiayai penelitian mengenai dampak lingkungan terhadap penuaan.
Sementara Wakil Presiden Universitas Hebrew bagian Penelitian dan Pengembangan, Prof Yesaya Arkin mengatakan, tidak adanya kerjasama dengan Uni Eropa pada proyek “Horizon 2020” mempengaruhi penelitian lapangan di Israel.
Arkin juga menyatakan, keputusan Uni Eropa untuk menghentikan kerjasama akan berdampak pada keuangan dan keterlibatan dalam penelitian dalam bidang ilmiah global.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
“Hal Itu akan menyakiti Israel dalam dua tingkatan: pertama pada keuangan: kami telah berinvestasi 535 juta euro dalam proyek lebih lanjut selama tujuh tahun untuk mendapatkan sekitar 700 juta euro; kedua pada tingkat keterlibatan: Israel harus aktif di bidang ilmiah global, masalah kita sedang tangani di Israel adalah dunia. Industri telah menjadi motor penggerak perekonomian Israel,” ungkapnya. (T/P02/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu