Tel Aviv, MINA – Militer Israel dilaporkan telah memperingatkan menteri-menteri senior tentang situasi di Jalur Gaza yang dapat menyebabkan babak baru peperangan dengan Hamas.
Pejabat senior pertahanan mengatakan kepada menteri saat briefing pada hari Ahad (24/12) dengan kabinet keamanan bahwa kelompok perlawanan di Gaza sebenarnya tidak berminat untuk memulai konflik dengan Israel. Namun, situasinya mungkin tidak terkendali dan dapat menimbulkan perang, demikia menurut berita Hadashot pada hari Selasa (26/12).
Para menteri mengatakan kepada stasiun TV, mereka diberitahu oleh militer mengenai kondisi tertekan di Gaza karena krisis kemanusiaan yang terus berlanjut, dan kesepakatan rekonsiliasi yang belum jelas antara Hamas dan Otoritas Palestina. Juga ketegangan yang terus berlanjut dalam beberapa pekan terakhir di Yerusalem setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui kota ini sebagai ibu kota Israel.
Pihak militer mengatakan kepada menteri, situasinya mengingatkan pada ketegangan pada malam konflik Gaza 2014, saat Operation Protective Edge, menurut laporan TV tersebut seperti dilaporkan Times of Israel yang dkutip MINA.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Dalam pertemuan kabinet keamanan Ahad itu, para menteri dilaporkan menyarankan untuk lebih memfokuskan keamanan warga Israel di perbatasan Gaza, dalam upaya untuk meredakan ketegangan. Bahkan pihak intelejen Shin Bet juga menentang rencana perang tersebut.
Menanggapi peringatan pertahanan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanayahu memerintahkan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel untuk membentuk sebuah rencana tindakan dan mempresentasikannya ke kabinet keamanan dalam waktu tiga pekan ke depan, kata laporan tersebut.
Hamas telah menanggapi pengumuman Trump pada 6 Desember dengan menyerukan sebuah intifadah atau perlawanan baru terhadap Israel. Kelompok perlawanan tersebut telah mengajak warga Palestina untuk menghadapi tentara dan pemukim, serta telah mengizinkan ribuan warga Gaza untuk menghadapi tentara Israel di pagar perbatasan Gaza sejak pengumuman tersebut.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga telah mendesak untuk pembebasan Yerusalem dan membuat kelompok tersebut berusaha untuk mengintensifkan perlawanan terhadap Israel.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Sementara itu menurut penilaian militer Israel, warga Gaza kecewa dengan kegagalan para pemimpinnya untuk menindaklanjuti kesepakatan rekonsiliasi yang sangat diharapkan antara Fatah dan Hamas. (T/B05/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang