Tepi Barat, MINA – Pengadilan Israel memperpanjang penahanan seorang gadis Palestina berusia 16 tahun Ahed Al-Tamimi dan ibunya selama dua hari lagi.
Ahed ditangkap saat pasukan keamanan Israel menyerang rumahnya di desa Nabi Saleh, Tepi Barat, Selasa dini hari (19/12).
Ibu Ahed ditangkap tak lama kemudian saat dia mengunjungi sebuah pusat penahanan di sebelah timur Ramallah untuk mencari putrinya yang ditahan.
“Kami diberi tahu oleh pengacara kami bahwa pengadilan militer di Penjara Ofer telah memperpanjang masa penahanan sampai Kamis (21/12),” kata Bassem Al-Tamimi, ayah Ahed, kepada Anadolu Agency yang dikutip MINA.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Pada tahun 2012, Ahed dianugerahi Hanzala Courage Award oleh Kotamadya Basaksehir di Istanbul karena menentang tentara Israel yang menangkap saudara laki-lakinya.
Pada saat itu, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan (sekarang presiden) dan istrinya bertemu dengan gadis Palestina tersebut untuk menyampaikan kekaguman mereka atas keberaniannya.
Ayah, ibu dan saudara laki-laki Ahed, semuanya telah berulang kali ditangkap oleh Israel karena penentangan keras mereka terhadap pendudukan Israel selama beberapa dekade di tanah Palestina.
Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengatakan pada hari Selasa bahwa remaja Palestina tersebut tidak akan menjadi satu-satunya orang yang menanggung akibat tindakannya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Semua orang di sekitarnya – tidak hanya gadis itu, tapi juga sanak keluarganya – tidak akan luput dari apa yang layak mereka dapatkan,” kata Lieberman dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin komunitas Yahudi di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza.
Menurut tokoh pejabat Palestina, lebih dari 6.400 warga Palestina – termasuk sejumlah anak – saat ini mendekam di penjara Israel. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza