Al-Quds, MINA – Petugas penjara pendudukan Israel menggeledah blok 3 Penjara Al-Naqab di Negev dan memindahkan tahanan Palestina ke area penahanan yang dirahasiakan.
Dikutip dari Memo, Jumat (18/8), Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan (KPU) mengatakan, sifat pemindahan dan alasannya masih belum pasti.
Insiden itu menambah perdebatan yang sedang berlangsung tentang perlakuan buruk pendudukan Israel terhadap tahanan Palestina. Sebab, tindakan ilegal tersebut merupakan buntut dari penggerebekan blok 26 penjara, yang memicu kemarahan dan kecaman dari Organisasi Hak Asasi Manusia (HAM).
Di beberapa bagian Penjara Al-Naqab, petugas penjara yang dilatih khusus melakukan penggeledahan kamar secara menyeluruh, menyita semua perangkat listrik, melarang akses kantin dan kunjungan keluarga, serta memberlakukan isolasi kolektif dan isolasi pada lebih dari 100 tahanan.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sebagai perlawanan, para tahanan di beberapa bagian melancarkan aksi mogok makan dan menerapkan strategi non-kooperatif dengan petugas pendudukan di penjara.
PPS dan KPU bekerja sama untuk menyampaikan keprihatinan mereka atas tindakan pendudukan Israel. Dalam pernyataan bersama, mereka menekankan parahnya situasi dan menempatkan tanggung jawab penuh pada Layanan Penjara pendudukan Israel, atas kesehatan dan keamanan para tahanan di dalam Al-Naqab.
Saat ini, terdapat sekitar 4.800 tahanan Palestina yang ditahan pendudukan Israel, termasuk 160 anak-anak, 29 wanita dan 914 warga ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan di bawah apa yang disebut penahanan administratif. pendudukan Israel telah mengeluarkan dan memperbarui 1.302 perintah penahanan administratif sejak awal tahun 2023. (T/chy/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon