Tel Aviv, MINA – Angkatan Pertahanan Israel (IDF) memuji dan merasa puas terhadap sistem sirene pinpoint baru yang dinilainya sukses setelah digunakan dalam pertempuran dua hari dengan Jihad Islam Palestina bulan lalu, yang menghadapi ratusan roket dan mortir dari Jalur Gaza.
Menurut militer, sistem alarm yang mulai digunakan musim panas ini, memungkinkan sekitar setengah juta warga Israel menjalani kehidupan sehari-hari mereka selama adanya serangan roket, alih-alih berlari ke tempat penampungan bom yang tidak perlu karena sirene yang dipicu oleh serangan roket yang tidak benar-benar menghadirkan ancaman bagi mereka.
Di bawah sistem peringatan sebelumnya, negara itu dibagi menjadi sekitar 250 wilayah, atau poligon. Ini membuat roket yang menuju ke satu kota sering memicu sirene di komunitas sebelah, meskipun daerah itu tidak benar-benar terancam.
Sirene yang berbunyi akan memaksa warga Israel berlari ke tempat perlindungan bom, mereka meninggalkan pekerjaannya, beberapa berisiko jatuh dan melukai diri mereka sendiri saat berlari, dan ada korban yang syok karena panik oleh sirene.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Model alarm baru yang selektif membagi negara itu menjadi sekitar 1.700 poligon, efektif satu untuk setiap kota.
“Kami telah menguji sebelumnya, tetapi tentu saja apa yang kami miliki di awal November adalah tes operasional besar pertama dari sistem,” kata Mayor Tohar Nitzan, Kepala Operasi Alarm IDF, kepada Times of Israel pekan lalu.
Israel memulai pertempuran dengan para pejuang Gaza dengan membunuh salah satu komandan Jihad Islam, Baha Abu Al-Ata pada Selasa (12/11) lalu. Baha Al-Ata gugur dalam serangan di rumahnya bersama keluarganya. Hal inilah yang kemudian memicu serangan balasan dilakukan pejuang Hamas kepada Israel. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon