Gaza City, 30 Syawwal 1435/26 Agustus 2014 (MINA) – Hari pertama sekolah biasanya ditandai dengan sukacita dan kegembiraan, namun perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, telah mengakibatkan sekitar setengah juta anak-anak Palestina tak dapat bersekolah.
“Tanpa sukacita, tanpa kegembiraan, sekolah-sekolah PBB di mana mereka biasanya belajar, beralih fungsi menjadi tempat mengungsi dan tempat berlindung keluarga-keluarga Palestina.” On Islam melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
“Saya tidak mau tinggal di sekolah,” kata Amin Al-Kilani (11), yang keluarganya diusir dari rumah mereka di Beit Hanun, utara Gaza.
“Saya ingin belajar di sini, saya ingin ke rumah saya,” tambahnya.
Baca Juga: Dokter Bayi Thabat Saleem Syahid dalam Serangan Penjajah di Gaza
Al-Kilani dengan puluhan rekan-rekannya datang ke tempat bermain di sebuah sekolah PBB untuk membuat sambutan simbolis menyambut tahun ajaran baru dengan menyanyikan lagu kebangsaan Palestina, Ahad pagi.
Juga didakan pembacaan puisi dan bersama-sama menyanyikan lagu-lagu populer Palestina.
Namun, mereka kembali ke ruang kelas yang penuh sesak dengan keluarga pengungsi.
“Kelas akan tetap ditutup selama konflik di Jalur Gaza,” kata UNICEF dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Sebanyak Tiga Warga Israel Tewas, Delapan Luka-luka
“Saya berharap ke sekolah lagi sehingga saya bisa menyelesaikan ujian,” kata Wujud Zayeda (17).
“Tahun ini berbeda. Salah satu teman saya terluka dalam serangan di dekat rumahnya. Saya benar-benar marah, padahal kami hanya ingin belajar,” tambahnya.
Selama operasi militer Israel 48 hari terhadap Gaza, lebih dari 219 sekolah rusak, 22 hancur total dan tidak dapat digunakan lagi.
Menurut UNICEF, sekitar 330.000 warga Palestina mengungsi di 103 sekolah UNRWA, 50% dari mereka adalah anak-anak. (T/P006/P2)
Baca Juga: Total Delapan Bayi di Gaza Meninggal Karena Kedinginan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)