Jakarta, MINA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan bahwa tindakan penjajahan dan kekerasan brutal Zionis Israel terhadap rakyat Palestina, termasuk perampasan Masjid Ibrahimi di Hebron, jelas memiliki motif ideologis keagamaan yang ekstrem.
“Membela hak-hak manusia yang telah diinjak-injak sedemikian rupa itu adalah perintah agama,” tegas Sudarnoto dalam acara Webinar AWG “Menggugat Makar Zionis atas Masjid Ibrahimi” di kanal YouTube Al Jama’ah TV Official pada Senin (21/7).
Menurutnya, meskipun konflik di Palestina seringkali dikemas sebagai konflik politik atau teritorial, fakta-fakta di lapangan menunjukkan adanya unsur keagamaan yang sangat kuat di balik agresi Zionis Israel.
“Saya sungguh meyakini dan saya kira kita semua meyakini bahwa di balik itu semua, ini soal agama. Melawan kebatilan, melawan penghancuran kemanusiaan dan infrastruktur, itu semua adalah perintah agama,” ujarnya.
Baca Juga: Menhub Kunjungi Korban Kebakaran KM Barcelona VA di Manado
Ia menggarisbawahi bahwa rezim Zionis Israel saat ini didukung oleh kekuatan militer sayap kanan dan dilanggengkan oleh ideologi Zionisme Yahudi ekstrem, yang memiliki semangat imperialistik. Parahnya lagi, menurutnya, ideologi ini berpadu dengan doktrin Evangelis ekstrem dari Amerika Serikat yang juga mengusung semangat hegemoni global.
“Jadi sinagog ekstrem dan gereja ekstrem bertemu. Ideologi keagamaan ini berkombinasi dengan semangat imperialisme untuk menundukkan Palestina. Sebab, mengalahkan Palestina sama saja dengan menaklukkan peradaban dunia,” jelasnya.
Masjid dan Gereja Jadi Sasaran
Prof. Sudarnoto menilai, penghancuran masjid dan gereja secara sistematis oleh Zionis Israel adalah bukti nyata dari kebencian terhadap semua agama.
Baca Juga: Kabut Asap dari Sumatra Melintasi Batas Negara, Malaysia Terdampak
Ia menyebutkan penghancuran gereja Katolik di Gaza yang juga menjadi tempat pengungsian, dan perampasan Masjid Ibrahimi di Hebron sebagai contoh nyata kebrutalan rezim Zionis yang tidak menghormati kedaulatan tempat ibadah.
“Ini tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang pikirannya jernih. Ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang hegemonik, yang tidak menghendaki kehadiran agama atau keyakinan lain,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa apa yang dilakukan Zionis Israel tidak hanya menunjukkan rasisme dan Islamofobia, tetapi juga kebencian terhadap semua agama yang tidak sesuai dengan ideologi mereka.
“Jadi ini gabungan rasisme, fobia terhadap agama-agama lain, dan dilakukan dengan cara penghancuran sistematis. Zionis dan sekutunya adalah musuh semua agama,” tegasnya.
Baca Juga: Jateng Incar Tuan Rumah MQK Nasional, Wagub Taj Yasin Janji Hadiah untuk Santri Juara
Entitas Pendudukan Zionis Israel telah mencabut Wakaf Islam yang dikelola oleh Pemerintah Kotamadya Hebron Palestina atas Masjid Ibrahimi di Hebron (Selasa 15/7). Zionis secara ilegal mengalihkan kewenangan itu kepada kelompok yahudi ekstrimis yang disebut sebagai Dewan Pemukim Yahudi.
Sementara itu, Gereja Keluarga Kudus (Holy Family Church) di Jalur Gaza Palestina hancur akibat serangan militer Zionis Israel pada Kamis (15/7). Gereja itu merupakan satu-satunya di Jalur Gaza dan telah menjadi tempat perlindungan bagi komunitas Katolik di wilayah tersebut,
Dilansir dari Catholic World, serangan langsung ke kompleks Gereja Keluarga Kudus menyebabkan tiga orang tewas.
Laporan Kementerian Agama Palestina pada Oktober 2024 menyebut, sedikitnya tiga gereja dan lebih dari 800 masjid dihancurkan oleh Zionis Israel, terhitung sejak Oktober 2023.[]
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih Serentak di Klaten
Mi’raj News Agency (MINA)