Quneitra (Golan) , 7 Ramadhan 1434/15 Juli (MINA) – Sebuah kebakaran terjadi di desa Sehita dan Hadar di Quneitra, dataran tinggi Golan (wilayah Suriah yang kini dicaplok Israel) pada Ahad (14/7).
Jaber Abu Hussein, ketua dewan kota Hadar mengatakan bahwa api sengaja diciptakan Israel dari sebuah lahan di dekat Masada dan desa Sehita yang diduduki mereka. Israel sengaja melakukannya untuk membakar lahan pertanian milik penduduk Suriah.
“Israel sengaja menciptakan api untuk membakar lahan pertanian di desa kami. Mereka memulainya dari wilayah mereka di Masada, lantas menjalar ke wilayah pertanian kami,” kata Abu Husein.
Abu Hussein menambahkan bahwa Israel sudah memiliki perhitungan yang matang dalam melakukan aksi tersebut. Angin yang bertiup kencang menuju lahan pertanian kami semakin memperbesar kobaran api di Hadar dan Sehita. Kantor berita SANA melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Permusuhan panjang antara Israel dengan Suriah) sudah berlangsung sejak Perang 1967, ketika Israel berhasil merebut Dataran Tinggi Golan, kemudian berlanjut dengan keterlibatan kedua pihak dalam perang Lebanon tahun 1982-1983.
Permusuhan ini telah berjalan selama tiga dekade di akhir abad ke-20 dan sampai kini masih berlanjut. Tetapi situasi agak berubah ketika Israel mencapai kesepakatan damai dengan Palestina, yang ditandai dengan Perjanjian Madrid, Oslo I dan II, serta berbagai kesepakatan yang terkait, dimana Israel merasa sudah tiba saatnya untuk berunding, begitu juga Suriah.
Penyangga Strategis
Perundingan-perundingan yang terjadi kemudian ternyata alot dan rumit, karena perbedaan pandangan yang selama ini menjadi inti konflik antara kedua negara tersebut, yang juga menjadi konflik antara negara-negara Arab dengan Israel.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Suriah di bawah kepemimpinan Hafez al Assad (alm) menentang setiap upaya Israel untuk terus mengukuhkan pendudukannya atas Dataran Tinggi Golan. Suatu dataran tinggi yang memanjang disepanjang danau Galilea sampai ke utara Israel di ketinggian gunung Hermon (2.814 meter) yang berpuncak salju setebal 11/2 meter, dimana Israel dengan 20.000 pasukannya dapat mudah memantau musuhnya serta bisa mengawasi sumber air terbesar yang masuk ke danau Galilea. Bagi kepentingan Suriah, dataran tinggi Golan adalah segala-galanya.
Dataran tinggi ini adalah penyangga strategis dan dari sini Damaskus (Damsyik) dengan mudah memukul mundur Israel atau bahkan menyiapkan sebuah serbuan besar-besaran ke Israel. Dengan menguasai Golan yang sejuk, juga berarti menyediakan sumber air bagi Lembah Bekaa. Lembah Bekaa dan Golan adalah garis sepadan, pusat militer serta pusat pertanian dan kultural Suriah.
Golan adalah sebuah prestise yang harus tetap erat dipegang Damaskus. Dalam masa tiga dekade, kawasan selebar 10 mil itu dikuasai Israel, bahkan telah dimasukkan dalam peta geografi Israel Raya.
Saat ini Suriah harus membiayai 30.000 pasukan yang dikonsentrasikan dekat Golan dan Lebanon Selatan yang rawan karena Israel membangun zona demiliterisasi dan sering bertempur dengan grilyawan Hizbullah. Suriah menuntut pengembalian Golan tanpa syarat. Sebaliknya Israel menuntut agar Damaskus menghentikan dukungan terhadap gerilyawan Hizbullah yang setiap saat menembakkan peluru meriam Katyusha dari Lebanon Selatan. (T/P04/R2).
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj News Agency (MINA)