Gaza, MINA – Jet-jet tempur Israel menyerang kota Rafah di selatan Gaza yang padat penduduk pada Kamis (9/5), setelah Presiden AS Joe Biden mengancam akan berhenti memasok peluru artileri dan senjata lainnya ke Israel jika serangan skala penuh terus dilakukan.
Ini adalah peringatan paling keras dari Amerika Serikat, penyedia militer utama Israel, mengenai dampak perang terhadap warga sipil di wilayah kantong tersebut.
Para saksi pada hari Kamis melaporkan serangan Israel di beberapa bagian Rafah, yang PBB katakan tempat 1,4 juta orang berlindung, The New Arab melaporkannya.
“Tank dan jet menyerang,” kata Tarek Bahlul di jalan Rafah yang sepi. “Setiap menit Anda mendengar suara roket dan Anda tidak tahu di mana ia akan mendarat.”
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Israel telah menentang keberatan internasional dengan mengirimkan tank dan melakukan apa yang disebutnya “serangan yang ditargetkan” di timur Rafah, kota yang diklaimnya sebagai benteng bagi batalion terakhir Hamas yang tersisa.
“Komite darurat” otoritas Hamas di Rafah menolak deskripsi Israel mengenai operasi mereka yang “terbatas” dan menyebutnya “kebohongan”.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Rabu (8/5), Biden memperingatkan, dia akan menghentikan sejumlah pasokan senjata AS ke Israel jika Israel melakukan serangan darat yang sudah lama direncanakan.
Israel pada Kamis menyebut komentar Biden “sangat mengecewakan”.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan… untuk menghadapi kota-kota tersebut,” kata Biden kepada CNN.
“Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri yang telah digunakan.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya