London, MINA – Sebuah badan amal meminta Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap tim medis dan pembunuhan orang-orang Palestina, termasuk membunuh seorang pria Gaza yang tidak memiliki kedua kaki.
Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) yang berbasis di London menyatakan, sangat prihatin dengan hilangnya nyawa dan jatuhnya korban luka-luka saat pasukan keamanan Israel menghadapi demonstrasi di wilayah-wilayah pendudukan Palestina.
“Sangat penting bagi petugas kesehatan untuk dapat melakukan pekerjaan menyelamatkan jiwa tanpa takut diserang,” kata CEO MAP Aimee Shalan.
Menurutnya, pemerintah Israel seharusnya terlibat penuh untuk melakukan penyelidikan tidak memihak terhadap serangan yang menargetkan pekerja medis.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Masyarakat Palang Merah Palestina (PRCS) mengatakan, sepuluh orang Palestina telah terbunuh oleh peluru dan serangan udara Israel, sementara lebih dari 3.000 orang Palestina telah terluka oleh amunisi hidup, peluru baja berlapis karet, dan gas air mata sejak 7 Desember.
PRCS juga melaporkan 14 pelanggaran oleh pasukan Israel terhadap tim medisnya antara 7 hingga 16 Desember.
Empat staf medis darurat terluka, dan tim medis ditolak akses atau kebebasannya untuk bergerak tiga kali serta ambulans diserang tentara empat kali.
MAP mengatakan bahwa insiden yang menyerang medis di masa lalu tidak terhitung jumlahnya, termasuk serangan di sebuah rumah sakit di Yerusalem pada bulan Juli 2017. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza