Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Setujui Empat Proyek Besar di Tepi Barat

kurnia - Senin, 7 Desember 2020 - 15:34 WIB

Senin, 7 Desember 2020 - 15:34 WIB

7 Views ㅤ

Al-Quds, MINA – Otoritas Israel Ahad (6/12) menyetujui pembangunan empat proyek besar permukiman baru Zionis di kawasan Tepi Barat, termasuk membangun sembilan ribu unit permukiman di Al-Quds utara.

Media Israel menyebutkan, Menteri Transportasi Israel, Merry Regev telah menyetujui pembangunan 4 proyek permukiman baru Yahudi di Tepi Barat, untuk memudahkan lalu lintas para pemukim Zionis. Palinfo melaporkan.

Proyek baru mencakup; pembangunan jalan lintas Labban barat, jalan Modien – Eliet (446), pengembangan perlintasan Qalandia, pembanungan jalan antara kawasan permukiman Adam dan Hazma.

Regev mengatakan, anggaran sebanyak 400 juta Shekel digelontorkan untuk pengembangan transportasi di sejumlah permukiman Zionis.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Pada November lalu, sejumlah rencana strategis, pembangunan jaringan transportasi baru, akan menghubungkan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Media Canel 11 Israel mengutip pernyataan komite perencanaan dan pembangunan pemerintah kota Israel di Al-Quds, dimulainya pembangunan 9 ribu unit permukiman zionis di kawasan Athrut, Al-Quds utara.

Ribuan unit permukiman Zionis baru akan dibangun di areal seluas 600 acre, di kawasan dekat area bandara Al-Quds (Qalandia), yang dikuasai zionis pada awal tahun 70-an.

Disebutkan rencana perluasan permukiman Athrut, telah disusun sejak beberapa tahun lalu, kemudian dibekukan akibat tekanan politik internasional, yang menolak proyek permukiman di wilayah pendudukan tahun 1967.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Bandara Al-Quds terletak di wilayah Qalandia, Al-Quds utara, yaitu bandara tertua di Palestina, dibangun pada tahun 1920, saat penjajahan Inggris, di areal seluas 650 acre.

Pendudukan Israel tahun 1967, bandara ini ini masih digunakan untuk tujuan wisata dan perdagangan dari Al-Quds, kemudian ditutup seiring meletusnya intifadah kedua tahun 2000. (T/R4/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Rekomendasi untuk Anda