Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Setujui Proyek Mobil Kabel Kontroversial di Yerusalem

Zaenal Muttaqin - Senin, 29 Mei 2017 - 14:54 WIB

Senin, 29 Mei 2017 - 14:54 WIB

308 Views

Yerusalem, 3 Ramadhan 1438/ 29 Mei 2017 (MINA) – Pemerintah Israel pada hari Ahad (28/5) menyetujui rencana untuk memasang sebuah mobil kabel ke Kota Tua Yerusalem, sebuah proyek yang ditentang oleh warga Palestina marah dan sebagian besar masyarakat internasional.

Mobil kabel itu akan berhenti di Pintu Gerbang Dung ke Kota Tua dekat Tembok Barat, melintasi sekitar 1,4 kilometer. Diperkirakan mobil kabel akan mulai beroperasi pada 2021.

Pada sebuah pertemuan khusus yang diadakan di Tembok Barat, Kabinet Israel menyetujui tahap pertama rencana tersebut yang diperkirakan menelan biaya sekitar 200 juta shekel, sebuah pernyataan dari sebuah kementerian pariwisata., yang dilaporkan Wrdbulletin dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pertemuan tersebut diadakan di lokasi – salah satu yang tersuci dalam Yudaisme – untuk menandai perampasan Israel terhadap Kota Tua 50 tahun yang lalu dalam Perang Enam Hari.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Status Yerusalem termasuk di antara isu paling sensitif dari konflik Israel-Palestina.

Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibukota yang tak terbagi, sementara orang-orang Palestina berkeyakinan Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Proyek infrastruktur Israel di Yerusalem timur dan Tepi Barat yang diduduki menuai kritik keras dari orang-orang Palestina dan masyarakat internasional.

Proyek mobil kabel telah dibahas selama beberapa tahun, dengan pejabat Israel beralasan bahwa diperlukan untuk memudahkan akses ke Tembok Barat yang ramai dikunjungi.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Pada tahun 2015, perrusahaan muliti nasionla yang berbasis di Prancis, Suez Environnement mengatakan bahwa, karena kepekaan politik, ia memutuskan untuk tidak ikut serta dalam proyek tersebut.

Contoh lain dari kontroversi tersebut terjadi pekan lalu, ketika surat kabar Israel Haaretz melaporkan, diplomat Eropa menolak menghadiri tur terowongan kereta api Israel yang baru karena sebagian dari garis tersebut melintasi Tepi Barat.

Permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur dipandang ilegal di bawah hukum internasional, dan merupakan batu sandungan utama bagi perdamaian karena dibangun di atas tanah yang dilihat orang-orang Palestina sebagai bagian dari negara mereka di masa depan. (T/B05/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

 

Rekomendasi untuk Anda