Tel Aviv, MINA – Tentara pendudukan Israel mengusulkan rencana untuk menduduki kembali Jalur Gaza yang terkepung selama ofensif di masa depan.
Rencana itu disetujui 14 tahun setelah pelepasan sepihak Israel, demikian MEMO melaporkan yang dikutip MINA pada Senin (18/3).
Situs web berita Wallah, yang dekat dengan intelijen Israel mengatakan, rencana itu disiapkan ketika Gadi Eisenkot menjadi kepala staf, sementara pendahulunya Aviv Kofach telah menyetujuinya.
Situs web berita itu melaporkan, para pejabat senior militer Israel mengatakan Hamas akan memberontak dan melakukan konfrontasi besar-besaran.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
“Hamas mungkin akan memberontak di wilayah itu dan melakukan konfrontasi besar-besaran jika kesepakatan gencatan senjata gagal,” katanya.
Jalur Gaza telah menderita di bawah pengepungan lebih dari 12 tahun oleh Israel. Barang-barang, makanan, bantuan, bahan-bahan bangunan dan kebutuhan pokok lainnya belum diizinkan masuk ke Jalur Gaza serta warganya tidak dapat pergi bahkan untuk mengakses perawatan medis.
Federasi Umum Serikat Buruh Palestina melaporkan tahun lalu bahwa sebagai akibat dari pengepungan itu, pengangguran di daerah Jalur Gaza hampir dua kali lipat menjadi 50 persen, naik dari 27,2 persen sebelum 2007.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh PBB bulan lalu menimbulkan kekhawatiran, Jalur Gaza “tidak berkembang” lebih cepat dari yang diperkirakan, sehingga batas waktu 2020 yang dengannya dikatakan bahwa Gaza akan mati.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Jalur Gaza juga dilanda perang dengan Israel dalam tiga serangan besar. Perang 2008, 2012 dan 2014.
Dalam perang terakhirnya, 2.251 orang terbunuh dan lebih dari 11.000 orang terluka. Selama “Operation Protective Edge” setidaknya 20.000 bangunan hancur dalam pemboman Israel, yang menjadi puing-puing atau dianggap tidak layak huni, termasuk masjid, gereja, rumah sakit dan sekolah.
Pada bulan Februari menteri perumahan Palestina mengungkapkan, sepuluh persen rumah yang hancur selama pemboman Israel masih belum dibangun kembali. (T/Ais/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel