Perang cyber mungkin terdengar seperti cerita fiksi ilmiah, tapi hal ini menjadi aspek yang makin penting dari konflik negara modern. Perang cyber merupakan perang bagi para hacker suatu negara untuk menembus dan merusak jaringan komputer negara lawan dengan tujuan sabotase atau spionase.
Menurut William J Lynn, Wakil Menteri Pertahanan AS, mengatakan bahwa Pentagon telah “secara resmi diakui dunia maya sebagai domain baru dalam peperangan.” Perang cyber menurutnya sama pentingnya seperti operasi militer baik itu “darat, laut, dan udara.”
Hal di atas menginspirasi militer Israel untuk menjadikan perang cyber sebagai prioritas utama untuk lima tahun ke depan. Kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aviv Kochavi, mengatakan telah mengalokasikan anggaran 320 juta poundsterling untuk program cyber.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Menurut Yedioth Ahronoth, sebuah surat kabar terkemuka Israel, negaranya menghadapi kekurangan “pasukan tempur cyber ” untuk perusahaan Intelligence Unit Korps 2000, dan berencana merekrut dari Diaspora Yahudi. Surat kabar itu mengutip bahwa seorang perwira tertinggi di Direktorat Tenaga Kerja mengatakan, “Kini telah jelas permintaan untuk prajurit di bidang ini (cyber, red.) berkembang. Itu sebabnya kami sedang mencari solusi tidak hanya di Israel tetapi juga di luar.”
Sumber-sumber militer telah menolak gagasan bahwa mereka mencari prajurit-cyber di luar negeri. Sebab di Israel, setiap pemuda yang sudah berumur 18 tahun diwajibkan untuk mengikuti wajib militer. Sumber itu juga menolak ide perekrutan tentara asing.
Mayor Jenderal Isaac Ben Israel, salah satu dari ahli perang cyber, menegaskan bahwa “Kesiapan cyber adalah salah satu pilar baru dalam rencana kami.” Jenderal Israel itu mengklaim sebagai dalang di balik serangan udara pada 2007 lalu yang menghancurkan fasilitas nuklir Suriah. Menurutnya serangan cyber yang menghancurkan pertahanan udara Suriah itu hanya berlangsung beberapa menit saja.
Dalam beberapa tahun terakhir ini militer Israel sudah melakukan serangsan cyber ke beberapa negara muslim lainnya. Bahkan, tahun 2010, Israel dan AS menargetkan serangan cybernya ke program nuklir Iran. Bagi Israel, program nuklir Iran merupakan ancaman terbesar.
Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
Perang cyber merupakan cara berperang tanpa biaya dan menghilangkan nyawa, namun lebih menghancurkan jaringan program komputer suatu negara. Sementara itu, Iran sangat menyadari ancaman Israel. Sejak serangan worm komputer Stuxnet dari Israel, Iran telah berkonsentrasi penuh untuk peningkatan kemampuan cyber.
Meski belum bisa menyamai Israel dalam bidang cyber ini, namun sumber keamanan AS mengatakan mereka terkejut melihat betapa cepat pemerintah di Teheran telah mengembangkan kemampuannya dalam dunia cyber ini. Jenderal Israel secara eksplisit menyatakan bahwa dunia maya merupakan wilayah konflik dengan Teheran, “Musuh kami terdekat adalah Iran, yang menyatakan satu setengah tahun yang lalu bahwa mereka telah menciptakan perintah maya untuk melawan Israel dan Amerika Serikat.” [MEMO/MINA/R-004]
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global