Gaza, 12 Ramadhan 1436/29 Juni 2015 (MINA) – Angkatan Laut Israel pada Senin (29/6) pagi, pukul 09:05 waktu setempat, mengambil alih kapal asal Swedia, Marianne, yang tergabung dalam Armada Freedom Flotilla III, kemudian mengarahkannya ke Pelabuhan Ashdod di Israel.
“Penyitaan kapal itu berjalan lancar dan sekarang akan diantar ke Ashdod di Israel Selatan,” kata juru bicara Militer Israel Peter Lerner, demikian Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga memuji Angkatan Laut Israel yang menahan kapal dan para penumpang kapal. “Armada ini hanyalah demonstrasi kemunafikan dan kebohongan yang hanya membantu organisasi Hamas dan mengabaikan semua kengerian di wilayah kami,” katanya.
Di pihak lain, Komite Anti Blokade Eropa terhadap Gaza mengecam aksi pembajakan yang dilakukan tentara Zionis dan meminta dunia segera bertindak, tidak diam melihat kejahatan yang dilakukan Zionis selama ini. Ia juga meminta pemerintah Swedia intervensi dalam hal ini guna menyelamatkan kapal Marianne dari gangguan Zionis.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Namun demikian, kimite menyatakan tetap komit untuk mengarungi lautan menuju Gaza hingga terbebasnya negara tersebut dari blokade Israel.
Beberapa jam yang lalu, juru bicara Armada Freedom Flotilla III, Petros Stergiou, mengatakan, pihaknya telah kehilangan kontak dengan kapal Marianne sekitar pukul 02:00 waktu setempat pada Senin (29/6) pagi. Pada saat yang bersamaan, tiga kapal militer Zionis mendekati kapal itu.
“Apa yang kita pelajari dan kita prediksi sebelumnya adalah Angkatan Laut Israel menyerang Marianne sekitar 100 mil laut dari pantai Gaza,” kata Stergiou.
Akun resmi Freedom Flotilla memposting pesan singkat, “Saat ini pukul 00.57 (GTM + 2) atau jam 02.00 waktu Gaza (sekitar pkl 06.00 WIB), kami punya kontak terakhir dengan Kapal Marianne. Kami diberitahu bahwa tiga kapal militer yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Angkatan Laut Israel, bergerak lebih dekat. Jarak diperkirakan 500 meter.”
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
“Mereka mengatakan bisa melihat tiga kapal mendekati mereka, tiga kapal itu mengidentifikasi diri sebagai militer Israel,” imbuhnya.
Menurut Stergiou, Pemerintah Israel dan militernya telah bertindak seperti bajak laut atas nama negara dan menyerang kapal kecil di perairan internasional. “Mereka seperti bajak laut negara yang menyerang kapal kami,” katanya.
Posisi terakhir kapal Marianne sebelum dibajak Israel diketahui berada pada posisi di titik 31°43 ‘Utara, 32°33′ Timur, sekitar 105 mil laut dari pelabuhan Gaza target tujuan. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas