ISRAEL TAKUT HAMAS-FATAH BERSATU

Hamas-Fatah (Foto : almasdar)

Gaza, 9 Rajab 1435/9 Mei 2014 (MINA) – Penguasa  Zionis ternyata semakin ketakutan dengan eratnya rekonsiliasi yang terjalin antara dua kelompok terbesar dalam perjuangan bangsa Palestina, Gerakan Hamas dengan Fatah.

Ketakutan itu tercermin dari pernyataan para pejabat Israel, seperti diberitakan Al-Resalah, Kamis (8/5), yang menyebutkan, pemerintah Israel merasa takut atas  kesepakatan Hamas-Fatah bersatu.

“Kami khawatir rekonsiliasi akan meningkatkan kekuatan mereka, terutama nanti kehadiran mereka (orang-orang Hamas) ke Tepi Barat,” ujar Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Binyamin Benny Gantz.

Pihaknya akan terus mengawasi, terutama kemungkinan masuknya orang-orang yang ahli di bidang pembuatan roket.

Untuk itu, Militer Israel meningkatkan operasi militer serta mencermati perkembangan pergerakan di Tapi Barat, dari Utara hingga ke Selatan.

“Kami tidak akan tinggal diam, akan menjaga jantung-jantung kota dari kemungkinan serangan roket, terutama Pegunungan Nablus,” kata lulusan Manajemen Sumber Daya Nasional Universitas Pertahanan Nasional di Amerika Serikat itu.

Dalam pantauan militer Israel, Pegunungan Nablus menjadi prioritas utamanya, karena posisinya yang strategis, terlihat semua pemukiman warga Israel di bawahnya.

Tahanan warga Palestina di penjara-penjara Israel juga diperketat, jangan sampai ada yang lolos dan bergabung dengan kelompok perjuangan di Tepi Barat.

Menurut pihak keamanan Israel, rekonsiliasi Hamas dan Fatah, yang ditandatangani di Jalur Gaza dua pekan lalu, menjadi ancaman besar bagi keberadaan pemerintahnya dan warganya.

“Kesepakatan itu memberikan ruang kebebasan gerak Hamas, setelah blokade delapan tahun,” papar Gantz, yang pernah menjabat atase militer Israel di Amerika Serikat tahun 2005-2009 tersebut.

Dampak Rekonsiliasi

Surat kabar Yediot Ahronot edisi Kamis (8/5) memberitakan, baru pertama kali terlihat di Tepi Barat aneka bendera Hamas dan poster besar Brigade Al-Qassam Brigades terpampang di jalan-jalan.

Media berbahasa Ibrani itu menyebutkan bahwa pengibaran bendera dan poster menunjukkan dampak dari perjanjian rekonsiliasi Hamas-Fatah.

Laporan Intelijen Israel memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang kemungkinan Hamas dapat merebut kekuasaan di Barat. Sebab selama ini banyak gerakan perjuangan bawah tanah di kawasan jajahan Israel itu sedang menunggu saat yang tepat untuk meningkatkan kekuatannya.

Kesepakatan rekonsiliasi perjuangan Hamas-Fatah untuk perjuangan Palestina, mendapat dukugan dari berbagai negeri dan komponen umat Islam.

Salah satunya dari Jama’ah Muslimin (Hizbullah), wadah kesatuan dan perjuangan umat Islam, berpusat di Indonesia, yang mendukung sepenuhnya langkah rekonsiliasi tersebut.

“Kami memberikan selamat dan dukungan penuh dari umat Islam sedunia, terutama dari umat Islam Indonesia, negeri mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia,” ujar Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Syaikh Muhyiddin Hamidy kepada Duta Besar Palestina di Jakarta, beberapa hari lalu.

Syaikh Muhyiddin juga memberikan ucapan dan doa kepada para pejuang Palestina di Jalur Gaza melalui koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Bayt Lahiya, Gaza Utara. (R1/EO2).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0