Gaza, MINA – Para jurnalis yang tengah meliput pengiriman bantuan udara ke Jalur Gaza menyatakan bahwa mereka mendapat peringatan dari pihak Israel agar tidak merekam wilayah Gaza dari udara. Jika larangan itu dilanggar, bantuan udara akan dihentikan.
Peringatan itu dilaporkan oleh sejumlah wartawan kemanusiaan di lapangan, sebagaimana dikutip dari sejumlah akun media sosial, termasuk platform X, yang menjadi kanal utama informasi dari wilayah konflik yang diblokade tersebut.
“Jurnalis internasional tidak diizinkan masuk ke Gaza,” pernyataan jurnalis dalam sebuah rekaman dalam pesawat, mempertegas pembatasan peliputan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan sejak agresi besar-besaran Israel terhadap Gaza dimulai.
Larangan ini memunculkan pertanyaan besar: Apakah mereka tidak ingin dunia melihat skala kerusakan yang sebenarnya?
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Hamas adalah Gerakan Politik Sah, Bukan Pembunuh
Sejak awal agresi militer pada Oktober 2023, Israel terus memperketat akses terhadap wilayah Gaza, termasuk membatasi kehadiran dan kerja para jurnalis independen.
Akibatnya, dokumentasi langsung atas kondisi kemanusiaan dan kehancuran di wilayah padat penduduk itu menjadi sangat terbatas.
Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk pembungkaman informasi dan pelanggaran terhadap prinsip transparansi serta kebebasan pers yang dijamin hukum internasional.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada keterangan resmi dari pihak militer Israel terkait alasan larangan tersebut.
Baca Juga: Israel Dicoret dari Fiera Del Levante Italia 2025
Gaza masih berada dalam kondisi krisis kemanusiaan berat. Ribuan warga sipil kehilangan tempat tinggal, akses terhadap makanan dan air bersih terbatas, sementara serangan udara masih terus terjadi di berbagai wilayah. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: HUT RI ke-80 di Kenya Pererat Persatuan dan Diplomasi Budaya