Tel Aviv, MINA – Polisi Militer dan Pasukan Pertahanan Israel tidak akan membuka penyelidikan atas pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh di Jenin pekan lalu, meskipun dia ditembak di kepala oleh penembak jitu tentara Israel, Haaretz melaporkan.
Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer percaya, penyelidikan yang mengarah pada tentara Israel sebagai tersangka akan menimbulkan oposisi di dalam masyarakat Israel.
Menurut Haaretz, “tidak ada kecurigaan” penembakan itu sebagai tindakan kriminal. Ketika ditanyai, para tentara mengklaim bahwa mereka mengira menembaki seorang pejuang Palestina, meskipun saksi dan jurnalis Al Jazeera melaporkan bahwa tidak ada penembakan di sekitar Abu Akleh.
Wartawan itu juga mengenakan jaket anti peluru yang ditandai dengan jelas sebagai “PRESS” dan mengenakan helm ketika dia dibunuh saat dia meliput penyerbuan tentara pendudukan ke kamp pengungsi Jenin.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sebagai tanggapan, keluarga Abu Akleh mengatakan, mereka telah mengantisipasi hal tersebut dan mengulangi seruan untuk penyelidikan transparan atas kejahatan tersebut.
“Kami mengharapkan ini dari Israel. Itu sebabnya kami tidak ingin mereka berpartisipasi dalam penyelidikan,” kata keluarga itu kepada Al Jazeera.
“Kami ingin meminta pertanggungjawaban siapa pun yang bertanggung jawab atas tindakan ini. Kami mendesak Amerika Serikat khususnya karena dia adalah warga negara AS dan komunitas internasional untuk membuka penyelidikan yang adil dan transparan serta mengakhiri pembunuhan,” tambahnya. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon