Hebron, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendokumentasikan bahwa selama tahun 2018 yang lalu terjadi 111 kasus serangan pasukan pendudukan Israel yang mengganggu proses pendidikan anak-anak Palestina berupa serangan gas air mata ke sekolah, ancaman pembongkaran sekolah, pemeriksaan murid dan guru yang akan ke sekolah, bentrok dengan pelajar yang akan ke sekolah dan lain-lain.
PBB mencatat sebanyak 19.000 anak-anak menjadi korban gas air mata selama kurun waktu itu, yang disebut PBB sebagai “gangguan terhadap pendidikan” karena berdampak langsung pada terganggunya proses pendidikan anak-anak Palestina. Demikian Al Quds.
Tidak itu saja pasukan Israel juga sering menggunakan senjata yang lebih berat seperti granat kejut dan senjata api.
Kejadian terakhir adalah Ahad (7/4) pagi sebanyak 12 siswa dan guru Palestina masing-masing jatuh pingsan dan menderita sesak napas ketika tentara Israel menembakkan gas air mata ke halaman sebuah sekolah di Hebron selatan Tepi Barat yang diduduki.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Adnan Daana, kepala sekolah di Hebron mengatakan kepada WAFA dikutip MINA, bahwa pasukan Israel menembakkan puluhan tabung gas air mata ke halaman sekolah saat siswa sedang belajar dalam kelas.
Beberapa siswa dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis, sementara yang lain dirawat di tempat kejadian. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza