Gaza, MINA – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa Israel terus mencegah timnya mencapai Jalur Gaza utara untuk memberikan bantuan kemanusiaan guna menghadapi kelaparan akibat perang dan pengepungan yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober.
Badan PBB tersebut mengatakan dalam sebuah postingan di platform “X” pada Rabu (3/4) seperti dikutip dari PIC: “Israel terus mencegah kami mencapai bagian utara (Jalur Gaza) untuk memberikan bantuan makanan dan pasokan dasar lainnya.”
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa mereka menyediakan lebih dari separuh bantuan internasional yang dikirim ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom pada bulan Maret lalu.
UNRWA menyatakan bahwa 176 karyawannya terbunuh secara tragis sejak awal perang Israel di Jalur Gaza.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Selama berbulan-bulan, Israel menolak mengizinkan PBB dan lembaga-lembaga internasional, terutama UNRWA, Palang Merah, dan Program Pangan Dunia, untuk bekerja di wilayah Gaza dan wilayah utara.
Pada Selasa, Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengkritik kebijakan ketat Israel dan pencegahan tim lembaga tersebut mencapai Jalur Gaza utara, dan memperingatkan akan terjadinya kelaparan buatan manusia.
“Mengatasi kelaparan yang disebabkan oleh ulah manusia di Gaza tanpa adanya kemauan politik merupakan tantangan besar,” kata Komisaris Jenderal UNRWA itu.
Dia mengecam pembunuhan pekerja bantuan asing dari “Dapur Pusat Dunia” dalam pemboman Israel yang menargetkan konvoi mereka di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, pada Senin lalu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Pembunuhan pekerja kemanusiaan, dan mencegah UNRWA bergabung dengan konvoi menuju utara, termasuk ke Rumah Sakit Al-Shifa (barat Kota Gaza), mengharuskan pemerintah Israel untuk meninjau sepenuhnya kebijakannya,” terang Lazzarini.
Sebelumnya, organisasi “Dapur Global” mengumumkan penangguhan operasinya untuk mengangkut bantuan kemanusiaan di Gaza karena perasaan “terkejut” atas terbunuhnya 7 anggota timnya dalam serangan terhadap konvoi mereka meskipun telah berkoordinasi dengan tentara Israel.
Pejabat PBB tersebut menekankan bahwa perubahan kebijakan Israel akan membantu menyelamatkan nyawa dan menghindari kelaparan, melalui gencatan senjata segera dan pembukaan lebih banyak jalur penyeberangan darat.
Selain itu, ia menuntut agar UNRWA yang merupakan penyedia utama layanan penyelamatan jiwa, diizinkan mencapai wilayah utara tanpa penundaan berkepanjangan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
“Waktu tidak berpihak pada kita, dan warga sipil Palestina di Gaza tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” pungkas Lazzarini. (T/R12/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka