Betlehem, 16 Jumadil Akhir 1436/5 April 2015 (MINA) – Departemen urusan Negosiasi palestina/">Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyebutkan, keputisan sefihak yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata Israel menghapus Palestina dari peta wisata, telah menghancurkan pariwisata Palestina.
Laporan tersebut mengatakan, Kementerian Pariwisata Israel menghapus keberadaan Palestina di peta pariwisata dan menggantinya dengan “Yuda dan Samaria”. Hal ini juga menyebabkan wisatawan tidak mengetahui bahwa mereka sedang melihat situs pariwisata Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds Timur yang diduduki Israel.
“Kementerian Pariwisata Israel telah mengklaim keduanya (Yuda dan Samaria, red) sebagai wilayahnya dan mendapat keuntungan dari situs Palestina itu,” kata Departemen urusan Negosiasi palestina/">Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dalam sebuah laporannya. Ma’an News Agency melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Banyak wisatawan dan peziarah agama yang menghabiskan waktunya untuk berkunjung di wilayah Palestina yang diduduki Israel, namun dengan menghapus nama Palestina dari peta wisata, maka mereka menganggap seluruh kawasan wisata yang dikunjunginya berada di wilayah Israel.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Kementerian Pariwisata Israel telah mencetak brosur dan mencantumkan Betlehem sebagai tujuan wisata di Israel. Brosur tersebut dibuat dengan target menarik peziarah Kristen melalui pemasaran beberapa situs Kristen termasuk Gereja Nativity di Bethlehem yang ditulis seolah-olah situs yang berada di wilayah Israel.
Menanggapi aksi Israel tersebut, Departemen urusan Negosiasi palestina/">Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menegaskan, skenario seperti ini melanggar Resolusi Dewan Keamanan dan Resolusi Majelis Umum PBB nomor-nomor 181, 242, dan 338.
“Pendudukan Israel telah mengubah wilayah Palestina yang didudukinya menjadi sumber pendapatan bagi mereka melalui pariwisata, sebaliknya sangat merugikan bagi Palestina,” kata laporan itu.
Departemen urusan Negosiasi palestina/">Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mempermasalahkan eksploitasi sumber daya Palestina yang dilakukan Israel melalui industri pariwisatanya.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Di samping pariwisata, laporan itu juga menyebut Pabrik AHAVA Dead Sea Laboratories Ltd merupakan eksportir Israel terbesar yang terletak di pemukiman ilegal Mitzpe Shalem di pantai Palestina, Laut Mati.
“Perusahaan ini secara ilegal mengeksploitasi sumber daya alam Palestina termasuk garam dan mineral untuk pabriknya dengan dukungan penuh Pemerintah Israel,” menurut dugaan laporan tersebut.
Laporan tersebut menggarisbawahi perlunya upaya-upaya PLO bekerjasama dengan badan-badan internasional guna melawan eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan Israel di wilayah Palestina yang didudukinya. (T/P010/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel