Tel Aviv, MINA – Menteri Pertahanan pendudukan Israel, Yoav Gallant menyatakan pada Jum’at bahwa Israel tidak akan berhenti menembak di utara terhadap Hizbullah bahkan jika penembakan berhenti (Gencatan Senjata) di Jalur Gaza. Demikian dikutip dari Memo, Sabtu, (3/2).
Gallant menyatakan selama kunjungannya ke pasukan cadangan di Dataran Tinggi Golan: “Serangan terhadap Hizbullah akan terus berlanjut, bahkan jika kelompok tersebut menghentikan tembakan secara sepihak, sampai situasi keamanan di perbatasan Lebanon-Israel berubah.”
Gallant menambahkan: “Jika Hizbullah berpikir bahwa ketika ada gencatan senjata di selatan, maka mereka akan menahan tembakan dan kami akan berhenti, maka ini adalah kesalahan besar. Saya katakan secara eksplisit di sini: Sampai kita mencapai situasi yang memungkinkan pemulihan keamanan bagi penduduk wilayah utara, kita tidak akan berhenti. Ketika kita mencapai hal ini melalui pengaturan [diplomatik] atau militer, kita bisa tenang.”
Hizbullah Lebanon mengumumkan pada Jum’at malam bahwa mereka telah menargetkan sebuah bangunan di pemukiman ilegal Israel di Avivim dengan senjata yang sesuai, membenarkan bahwa bangunan tersebut telah diserang secara langsung.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Hizbullah juga mengkonfirmasi pada hari Jum’at bahwa mereka menargetkan situs Ruwaisat Al-Alam Israel dan penempatan tentara di sekitarnya di Perbukitan Kfar Shuba dan Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki dengan senjata rudal.
Kementerian Pertahanan pendudukan Israel mengungkap jumlah rumah yang rusak akibat peluncuran roket Hizbullah dari Lebanon selatan sejak Oktober lalu.Kementerian tersebut menyatakan 427 rumah telah rusak akibat peluncuran rudal Hizbullah, termasuk 80 rumah yang mengalami kerusakan langsung.
Dalam sebuah laporan, Associated Press mengungkapkan bahwa kemungkinan perang skala besar antara Israel dan Hizbullah membuat takut warga sipil di kedua sisi perbatasan, karena banyak yang percaya bahwa konfrontasi ini akan menjadi “konsekuensi perang Gaza yang tidak dapat dihindari”.
Badan tersebut percaya bahwa perang semacam itu bisa menjadi “yang paling merusak” bagi kedua pihak yang berkonflik dan bahwa Israel dan Hizbullah mengambil pelajaran dari perang terakhir mereka pada tahun 2006.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Eskalasi berlanjut di front selatan di Lebanon dan wilayah utara Palestina yang diduduki setelah Hizbullah mengumumkan operasi yang menargetkan tentara Israel dan titik konsentrasinya.
Perbatasan antara Lebanon dan Palestina yang diduduki telah menyaksikan bentrokan berkala antara Hizbullah dan pasukan Israel sejak pecahnya perang di Gaza, ketika Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengumumkan bahwa front Lebanon “mendukung Gaza”. (T/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel