Tel Aviv, MINA – Pejabat Israel telah menyatakan bahwa jenazah Yahya Sinwar, mantan pemimpin Hamas yang syahid dalam serangan Israel, tidak akan diserahkan kepada Hamas.
The Times of Israel melaporkan pada Selasa (14/1), Tel Aviv membuat keputusan itu sebagai tanggapan atas permintaan Hamas terhadap jenazah tersebut sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera yang potensial.
Surat kabar Saudi Al-Hadath sebelumnya mengeklaim dalam sebuah laporan yang tidak diverifikasi bahwa Hamas telah meminta jenazah Sinwar sebagai syarat untuk tahap pertama dari perjanjian pertukaran sandera.
Baik Israel maupun Hamas belum secara resmi mengomentari perkembangan itu sejauh ini. Sinwar, yang diidentifikasi oleh Tel Aviv sebagai dalang di balik serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, syahid di Gaza Selatan pada Oktober tahun lalu.
Baca Juga: Zionis Israel Larang Kunjungan Pengacara Dokter Abu Safiya di Penjara
Israel telah menahan jenazah Sinwar, mantan pemimpin Hamas.
Perkembangan itu terjadi di tengah laporan tentang kemungkinan terjadinya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Para negosiator tengah berupaya menyelesaikan persyaratan, termasuk pembebasan sandera dan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Situasi di Gaza masih mengerikan, dengan kerugian besar dan kerusakan luas menyusul konflik yang menghancurkan tersebut. Kesepakatan apa pun akan sangat penting dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan meringankan penderitaan warga sipil. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Rencanakan Bangun 2.749 Unit Permukiman Ilegal Baru di Tepi Barat