Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel Tolak Pembebasan 6 Tahanan Senior Palestina

Widi Kusnadi Editor : Sri Astuti - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi: tahanan Palestina. (Gambar: dok. QNN)

Tel Aviv, MINA – Pemerintah Israel dilaporkan menolak pembebasan enam tahanan Palestina yang dianggap memiliki posisi strategis dalam perlawanan nasional. Keenamnya termasuk dalam daftar yang diajukan Hamas dalam kesepakatan pertukaran tahanan terbaru yang tengah dinegosiasikan antara kedua pihak.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menyebut keenam tokoh tersebut sebagai “kartu tawar-menawar kunci” yang menjadi pusat perdebatan dalam perundingan.

Sementara Middle East Monitor melaporkan, Israel disebut telah menerapkan “veto total” terhadap pembebasan keenam tahanan yang masuk dalam daftar 50 orang yang diminta Hamas.

Di antara nama-nama tersebut, terdapat Marwan Barghouti, tokoh senior Fatah yang disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Presiden Mahmoud Abbas. Ia tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan memimpin Brigade Martir al-Aqsa selama Intifada Kedua.

Baca Juga: 151 Warga Gaza Syahid dalam 24 Jam Terakhir

Tahanan lainnya adalah Ahmad Sa’adat, Sekretaris Jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), yang dijatuhi hukuman 30 tahun penjara karena dianggap terlibat dalam pembunuhan Menteri Israel Rehavam Ze’evi pada 2001.

Selain itu, ada Abbas al-Sayyid, komandan Brigade al-Qassam Hamas, yang dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan merencanakan pengeboman Hotel Park pada 2002; Ibrahim Hames, pemimpin militer Hamas di Tepi Barat; Abdullah Barghouti, kepala pembuat bom Hamas; serta Hassan Salameh, salah satu komandan pendiri Hamas yang dituduh terlibat dalam pengeboman bus pada 1996.

Isu pertukaran tahanan telah menjadi bagian penting dalam negosiasi antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun. Bagi Palestina, pembebasan para tahanan — terutama tokoh perlawanan yang berpengaruh — merupakan simbol perjuangan dan keadilan.

Namun bagi Israel, para tahanan tersebut dianggap memiliki “nilai keamanan tinggi” dan menjadi faktor sensitif dalam setiap kesepakatan politik maupun militer. Penolakan terhadap nama-nama senior ini berpotensi memperlambat proses implementasi gencatan senjata dan kesepakatan damai yang sedang diupayakan komunitas internasional. []

Baca Juga: Israel akan Izinkan Warga Gaza Pulang Lewat Rafah untuk Pertama Kalinya

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda