ISRAEL TOLAK SETIAP KEHADIRAN PASUKAN INTERNASIONAL DI AL-AQSHA

Ribuan Jamaah Muslimin Palestina terpaksa menunaikan shalat Jumat berjamaah di jalaln-jalan sekitar Masjid Al-Aqsha setelah adanya pembatasan pasukan Israel bagi jamaah Muslim yang memasuki Al-Aqsha, 16 Oktober 2015.(Foto: MaanNews)
Ribuan Jamaah Muslimin terpaksa menunaikan shalat Jumat berjamaah di jalaln-jalan sekitar Masjid setelah adanya pembatasan pasukan bagi jamaah Muslim yang memasuki Al-Aqsha, 16 Oktober 2015.meoto: MaanNews)

New York, 4 Muharram 1437/17 Oktober 2015 (MINA) – Dubes Israel untuk PBB, Danny Danon menyatakan,  Jumat (16/10), penolakan negara Zionis itu atas  setiap kehadiran pasukan internasional di Masjid Al-Aqsha, Kota , dengan mengklaim hal itu akan “melanggar puluhan tahun status quo.”

“Kehadiran internasional di Temple Mount [Haram ay-Syarif di Kompleks Masjid Al-Aqsha] akan melanggar status quo beberapa dekade terakhir. Apa yang dicari  Presiden Palestina Mahmoud Abbas bukan kejutan bagi kami,” kata Danon kepada wartawan di luar ruang utama Dewan Keamanan PBB,   New York.

Ia menambahkan Israel tidak yakin intervensi internasional di al-Aqsha akan membantu atau memberikan kontribusi pencapaian stabilitas di kawasan itu, demikian Palestine News Network (PNN) melaporkan, segaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Saya ingin memberitahu masyarakat internasional dan Dewan Keamanan [PBB] – jika anda serius mengenai penguatan perdamaian dan Anda berkomitmen untuk hidup berdampingan di wilayah kami, Anda harus mengeluarkan pernyataan dengan jelas menolak hasutan dan mendukung langsung pembicaraan,” ujarnya

Menurut Danon, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan, ia siap  menemui kepemimpinan Palestina dan untuk segera membuka kembali perundingan damai, namun “tanpa prasyarat.”

Dia berbicara sesaat sebelum pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat kemarin.

Pada pertemuan menegangkan itu, Riyad Mansour, perwakilan Palestina untuk PBB, meminta Dewan Keamanan untuk mengadopsi resolusi menjamin keselamatan dan perlindungan warga Palestina di Al-Quds.

Hal itu akan menjadi mirip dengan Resolusi PBB Nomor 904 Tahun 1994, diadopsi setelah pembantaian di Masjid Ibrahimi yang melihat pemantau internasional dikerahkan di Hebron.

Mansour juga meminta anggota Dewan Keamanan dan PBB untuk ikut campur tangan dan mengutuk tindakan Israel.

Ia meminta Dewan Keamanan untuk menekan Israel menarik pasukannya dari daerah, dan lingkungan Al-Quds Timur.

Warga Palestina menghadapi kekerasan brutal dari pasukan militer Israel dan warga ekstremis Yahudi, di mana sedikitnya sudah 42 warga Palestina tewas sejak kerusuhan pecah awal Oktober 2015 dan lebih 4.450 orang terluka.

Serangan dan penodaan terhadap situs suci umat Islam, Masjid Al-Aqsha, terus dilakukan secara bergelombang oleh keamanan dan pemukim Yahudi.

Serangan yang terhadap kompleks Masjid Al-Aqsha dan kekerasan yang dilegalkan Otoritas Pendudukan Israel telah mendorong warga Palestina, terutama kalangan pemuda, melakukan perlawanan dan serangan terhadap polisi dan sipil Israel dengan meletusnya Intifadhah Ketiga.(T/R05/R07)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Wartawan: Rana Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0