Ramallah, 11 Sya’ban 1435/9 Juni 2014 (MINA) – Tiga sesi pembicaraan antara otoritas penjara Israel dan perwakilan tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan berakhir dengan kegagalan, kata LSM Palestina, Ahad.
Para delegasi Israel mengatakan kepada para tahanan, pemerintah mereka sudah muak dengan aksi mogok makan yang berlangsung lama, kata tahanan Palestina dalam pernyataan resminya, Anadolu melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
120 tahanan administratif Palestina melancarkan mogok makan sejak 24 April lalu, Mereka memprotes penahanan mereka oleh pemerintah penjajah Israel tanpa proses hukum.
Jika aksi mogok makan ini terus berlanjut, para delegasi mengatakan, “pemerintah Israel sudah siap membuka sebuah rumah sakit untuk para tahanan yang memburuk kondisinya, kata LSM.
“Sebuah peringatan diberikan kepada perwakilan para tahanan bahwa Israel tidak peduli tentang kematian setiap tahanan,” katanya.
Baca Juga: Satu Tentara Israel Tewas, Lima Lainnya Luka-Luka di Jenin
Penahanan administratif merupakan kebijakan Israel untuk warga Palestina yang ditahan tanpa pengadilan, dan tanpa jaminan keamanan.
Perintah penahanan administratif berkisar 6 bulan dan dapat diperpanjang hingga sampai lima tahun oleh pengadilan militer Israel.
Dalam perkembangan terkait, LSM mengatakan setidaknya 13 tahanan mengalami kelaparan sehingga mengalami perdarahan saluran pencernaan, dengan dua dari mereka yang menjalani operasi endoskopi.
Banyak para tahanan yang mengalami kelaparan, gangguan kesehatan yang serius, termasuk diabetes, kata organisasi LSM itu.
Sebelas tahanan lainnya telah berhenti minum obat karena bagian dari protes mereka terhadap penahanan mereka tanpa proses hukum, tambahnya.
Baca Juga: Agresi Pendudukan Israel di Tepi Barat Masih Berlanjut
Sekitar 5271 warga Palestina, termasuk 191 tahanan administratif saat ini berada di penjara-penjara Israel. (T/P012/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sembilan Negara Bentuk ‘Kelompok Den Haag’ untuk Dukung Palestina