Beersheba, MINA – Universitas Ben-Gurion menunda sidang akhir seorang mahasiswa Palestina, yang dituduh mendukung terorisme setelah menggunakan istilah “Martir (syahid)” pada acara peringatan untuk memperingati Hari Nakba.
Mahasiswa tersebut bernama Watan Madi, menggunakan istilah itu saat mengutip penyair Palestina, Mahmoud Darwish, dalam pidato yang mengakhiri baris: “Kami tidak akan melupakan para syuhada yang menyerukan persatuan negara, rakyat, dan sejarah”.
LSM Zionis, Im Tirtzu, menuduh mahasiswa tersebut termasuk dalam perilaku yang melibatkan ketidaktaatan terhadap peraturan dan instruksi dari pihak berwenang.
Menurut surat pengaduannya, ia menambahkan penggunaan kata martir saat mengibarkan bendera Palestina selama berjaga memperkuat klaim bahwa Madi mendukung aksi terorisme.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Madi menolak klaim tersebut dan mengatakan dia akan melanjutkan perjuangannya melawan rasisme dan ekstremisme.
Im Tirtzu adalah gerakan yang mengejar dan menargetkan aktivis di berbagai universitas di Israel.
Istilah martir disematkan bagi para pejuang Palestina yang terbunuh dalam upaya perlawanan mereka kepada Zionis Israel. Mereka yang terbunuh kemudian dikenang oleh masyarakat sebagai syuhada (martir) karena perjuangan mereka hingga menemui kematian.
Namun bagi Israel, mereka dianggap penghianat. Sementara bagi rakyat Palestina mereka adalah pejuang yang membela tanah airnya. (T/ara/P2)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)