Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISRAEL TUTUP LSM PEMBELA MASJID AL-AQSHA

Rana Setiawan - Jumat, 5 September 2014 - 13:54 WIB

Jumat, 5 September 2014 - 13:54 WIB

736 Views

Pasukan Israel menyerbu kantor Imarat Al-Aqsha di utara Nazareth, Palestina.(Foto: Al-Aqsa Foundation)

Pasukan <a href=

Israel menyerbu kantor Imarat Al-Aqsha di utara Nazareth, Palestina.(Foto: Al-Aqsa Foundation)" width="300" height="223" /> Pasukan Israel menyerbu kantor Imarat Al-Aqsha di utara Nazareth, Palestina.(Foto: Al-Aqsa Foundation)

Al-Quds (Yerusalem), 10 Dzulqa’dah 1435/5 September 2014 (MINA) – Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam, mengungkapkan bahwa Otoritas penjajah Israel telah memerintahkan penutupan sebuah LSM Palestina pembela Masjid Al-Aqsha dari pelanggaran Israel, setelah pasukan keamanan Israel menyerbu kantor LSM itu, Imarat Al-Aqsha, di utara kota Nazaret serta menyita dokumen dan peralatannya.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Anadolu, Yayasan Al-Aqsha menjelaskan, pasukan dalam jumlah besar dari petugas intelijen dan polisi Israel menyerbu markas Imarat Al-Aqsha, Rabu (3/9) siang waktu setempat, mengeluarkan semua staf serta meminta mereka menunggu di luar hingga akhir serangan itu.

Imarat Al-Aqsha adalah sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) yang berusaha untuk mengembalikan status Masjid Al-Aqsha pada tempat bersejarah di dunia Islam dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya masjid serta tentang kerusakan dan bahaya yang dihadapi akibat yahudisasi Israel.

Organisasi itu juga berusaha untuk menghidupkan kembali proses pendidikan, mengintensifkan kehadiran Muslim di masjid saat shalat dan memastikan bahwa kesempatan umat Islam dapat bebas melakukan kegiatan ibadah di dalamnya.

Baca Juga: Belasan Orang Syahid dalam Serangan Terbaru Israel di Sekolah Palestina

“Selama serangan itu, semua isi kantor Imarat Al-Aqsha, dari komputer hingga seluruh file dan dokumen disita. Sementara direktur organisasi itu mendapatkan surat perintah yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon, meminta Imarat Al-Aqsha segera ditutup dan larangan total pada kegiatannya,” kata Yayasan Al-Aqsha dalam sebuah pernyataan menggambarkan serangan Israel itu.

Menurut teks surat perintah tersebut, otoritas Israel mengatakan organisasi “menimbulkan ancaman bagi keamanan Israel dan memiliki hubungan dengan Hamas”.

Yayasan Al-Aqsha mengutuk larangan Israel terhadap kegiatan Imarat Al-Aqsha dan penutupan tiba-tiba kantornya.

Membagi Al-Aqsha

Baca Juga: Utusan Trump Sebut Keputusan Israel Perpanjang Perang Hambat Pemulangan Sandera

Surat perintah yang ditandatangani Menteri pertahanan <a href=

Israel untuk segera menutup LSM Imarat Al-Aqsha. (Foto: Al-Aqsa Foundation)" width="224" height="300" /> Surat perintah yang ditandatangani Menteri pertahanan Israel untuk segera menutup LSM Imarat Al-Aqsha. (Foto: Al-Aqsa Foundation)

Masjid Al-Aqsha secara teratur mengalami serangan yang dilakukan pemukim ekstrimis yahudi, melakukan tur provokatif di dalam lingkungan di bawah lindungan ketat pasukan keamanan Israel. Para pemukim sering memprovokasi warga Palestina, sehingga kadang-kadang mengakibatkan pecahnya bentrokan antara kedua belah pihak.

Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan situs paling suci ketiga di dunia d isamping kiblat pertama. Yahudi, untuk bagian mereka, memandang daerah itu sebagai “Temple Mount/Kuil Bukit,” mengklaim daerah itu adalah tempat dua Kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Israel menduduki Kota Al-Quds sejak Perang Timur Tengah 1967,  kemudian menganeksasi kota suci itu pada 1980, mengklaim dengan memproklamirkan kota tersebut sebagai ibukota negara Yahudi, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Yayasan Al-Aqsha khawatir otoritas Israel akan membagi Masjid Al-Aqsha dengan cara yang sama saat membagi Masjid Ibrahimi di Hebron, selatan Tepi Barat yang diduduki. Di sana, pemerintah Israel memerintahkan bahwa membagi masjid baik secara waktu maupun ibadah antara Muslim dan Yahudi setelah seorang pemukim ekstrimis Yahudi menembak dan membunuh 29 jamaah Muslim saat shalat subuh pada 1994 lalu.

Baca Juga: Israel Ancam Ambil Tindakan Sepihak Jika Eropa Uni Akui Negara Palestina

Polisi Israel saat ini telah mengizinkan pemukim ekstrimis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha dengan masuk melalui Gerbang Al-Mugharibah yang terbuka dua kali sehari, kecuali pada Jumat dan Sabtu.

Pasukan keamanan Israel baru-baru ini memperketat pembatasan yang diberlakukan sejak awal Agustus pada Muslimah Palestina untuk memasuki Masjid Al-Aqsha.

Yayasan Al-Aqsha memperingatkan pembatasan lanjutan pada pada akses masuk bagi Muslimah menuju masjid.

Yayasan Al-Aqsha mengatakan, Muslimah Palestina dari segala usia masih dicegah masuk ke dalam Masjid untuk empat hari berturut-turut.

Baca Juga: Dubes AS: 700 Ribu Warga Amerika Tinggal di Wilayah Palestina

Yayasan Al-Aqsha menggambarkan pembatasan Israel sebagai serangan mencolok terhadap situs suci Islam dan kesuciannya.

Sebelumnya, Muslimah Palestina dicegah masuk sebelum ibadah shalat Dzuhur, tapi sejak Ahad lalu, polisi telah mencegah Muslimah Palestina memasuki masjid bahkan setelah shalat Dzuhur, menurut seorang pejabat di Departemen Wakaf Yordania, yang memiliki kewenangan untuk mengawasi Masjid Al-Aqsha.(T/R05P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Jihad Islam: Tidak Ada Pembebasan Tawanan Israel Kecuali Genosida Berakhir

 

Rekomendasi untuk Anda