Beersheba, 29 Shafar 1436/22 Desember 2014 (MINA) – Pihak berwenang di kota Beersheba, sebelah selatan Israel, baru-baru ini mengubah masjid bersejarah menjadi museum Islam meskipun sebanyak 10.000 Muslim tidak memiliki tempat untuk beribadah, kata penduduk setempat.
Penduduk setempat mengatakan, sebuah pameran menampilkan koleksi sajadah Muslim baru-baru ini dibuka di gedung yang dulunya adalah Masjid Agung Beersheba, yang pernah digunakan secara teratur sebagai masjid, sebelum pengusiran 750.000 warga Palestina pada 1948, Ma’an News Agency melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurut penduduk setempat, tidak ada anggota warga Arab atau Muslim di tim pengawasan teknis dalam pameran yang akan berlanjut hingga Juni 2015 itu.
Langkah ini dilakukan setelah puluhan tahun protes dari sekitar 10.000 warga Muslim Palestina, terutama Badui lokal yang nenek moyangnya selamat dari pengusiran Israel serta warga Palestina yang pindah ke kota tersebut dari berbagai negara.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Perwakilan masyarakat telah lama mengajukan petisi kepada pemerintah Israel untuk memungkinkan mereka membuka masjid buat shalat atau setidaknya seminggu sekali pada hari Jumat.
Namun, tuntutan telah berulang kali ditolak dan pada 2011 Mahkamah Agung Israel menolak permintaan tersebut, kemudian bangunan diubah menjadi sebuah museum yang berfokus pada Islam.
Masjid Agung Beersheba dibangun pada 1906 selama era Ottoman melalui sumbangan yang dikumpulkan dari warga Badui di Tanah Negeb.
Ini tetap menjadi masjid aktif sampai Israel menduduki kota itu pada 1948 dan mengubahnya menjadi sebuah pusat penahanan dan kantor pengadilan hakim, menyusul pengusiran6.000 warga Palestina di Beersheba, kebanyakan pindah ke Gaza.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ribuan imigran Yahudi kemudian dibawa untuk mengisi kota tersebut, sementara pengungsi Palestina tidak pernah diizinkan untuk kembali.
Pada 1953, pemerintah Israel mengubah sebagian masjid menjadi museum, yang diakui pada 1987 oleh Departemen Arkeologi Israel sebagai Museum Negev.
Tahun 1992, museum ditutup karena bangunan mulai rentan. Namun, diperbarui lagi baru-baru ini dan dibuka kembali. (T/P006/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza