Al-Quds (Yerusalem), 6 Shafar 1435/9 Desember 2013 (MINA) – Israel, Yordania, dan Otoritas Palestina menyepakati kerjasama pembangunan jaringan pipa air dari Laut Merah ke Laut Mati.
Media Palestina Ma’an News melaporkan, Menteri Energi dan Pembangunan Regional Israel, Silvan Shalom mengatakan kepada radio militer setempat bahwa kesepakatan perjanjian dijadwalkan ditandatangani di kantor pusat Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat (AS) hari ini Senin (9/12).
Shalom menyebutkan, aspek ekonomi penyediaan air murah untuk negara-negara tetangga, pertimbangan penyelamatan lingkungan, dan simbol strategis hubungan diplomatik ketiga negara menjadi pertimbangan kesepakatan tersebut.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Ini terobosan setelah bertahun-tahun diupayakan, sebuah langkah bersejarah,” ujarnya, seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Menteri Otoritas Palestina untuk Urusan Air Syaddad Attili dan Menteri Air Yordania Hazem Nasser direncanakan menandatangani perjanjian dengan Menteri Energi dan Pembangunan Regional Israel Silvan Shalom.
Sementara harian Israel The Jerusalem Post, Senin (9/12), memberitakan, ide pembuatan pipa saluran air dikemukakan Inggris tahun 1990-an, setelah Israel dan Yordania menandatangani perjanjian perdamaian.
Proyek pembangunan diperkirakan menelan biaya 250 juta dolas AS hingga 400 juta dolar AS (sekitar 3-4,8 triliyun rupiah).
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Pada Januari lalu, Bank Dunia merilis laporan mengenai rencana trilateral untuk membangun pipa sepanjang 180 kilometer untuk mengangkut air dari Laut Merah ke Laut Mati.
Bank Dunia melalui studi kelayakan proyek menekankan penyaringan air untuk menghasilkan listrik dengan harga murah dan penyelamatan Laut Mati dari degradasi lingkungan. Proyek diperkirakan selesai dalam 4-5 tahun, kata laporan itu.
Sebelumnya, Ikhwanul Muslimin (IM) Yordania mengecam kesepakatan pemerintah Yordanian dengan Israel terkait pertukaran air tersebut.
Komite Tinggi IM untuk Pembela Negara dan Antinormalisasi Hubungan dengan Israel dalam pernyataannya menyatakan, kesepakatan terkait pertukaran air dengan penjajah Zionis Israel sama halnya dengan mengabaikan hak-hak bangsa Yordania dan Palestina. (T/R1/P02).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)