Bandung, 6 Dzulhijjah 1437/8 September 2016 (MINA) – Pusat Halal Salman bersama Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan Intstitut Teknologi Bandung (ITB) yang didukung oleh Kementerian Pariwisata RI, mengadakan Seminar Internasional Pariwisata Halal untuk mendukung program pemerintah dalam menggiatkan pariwisata halal Indonesia.
Ketua Pusat Halal Salman dan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, Syarif Hidayat menyampaikan dalam siaran pers Halhalal yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) bahwa acara ini terselenggara untuk mempromosikan dua kata, yaitu “pariwisata” dan “halal”.
“Hari ini ITB dan Kementerian pariwisata mempromosikan dua kata, yaitu pariwisata dan halal. Acara ini menggelorakan ekonomi baru, yaitu ekonomi halal,” katanya saat Seminar Internasional Pariwisata Halal, di Aula Barat ITB, Bandung, Kamis-Jumat (1-2/9).
Wakil Rektor Riset, Inovasi, dan Kemitraan ITB Bambang Riyanto Trilaksono juga hadir memberikan sambutan.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Ia memaparkan bahwa ITB telah berkomitmen untuk mengembangkan kajian halal. Hal tersebut direalisasikan dengan dibentuknya Pusat Kajian Halal ITB.
“Terima kasih atas dukungan Kementerian Pariwisata dalam penyelenggaraan Seminar Halal Tourism. Kami di ITB telah melakukan soft launching Pusat Kajian Halal ITB yang melakukan penelitian scientific tentang halal food, juga halal pharmacy (obat-obatan dan kosmetik), dan logistik. Tak kurang penting, yaitu pariwisata halal,” katanya.
Seminar internasional ini juga didukung oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah Jawa Barat juga turut menyukseskan program pariwisata halal.
“Saya bersama pemda Jawa Barat mengapresiasi Kementerian Pariwisata dalam mengembangkan pariwisata halal. Harapan kita bersama untuk mengekspor potensi di berbagai daerah di seluruh 34 provinsi demi pertumbuhan ekonomi daerah yang merata,” tuturnya.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, dalam keynote speech-nya mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa tetapi performa pelayanan pariwisata masih perlu peningkatan.
Ia juga mengingatkan bahwa jika ingin mengembangkan pariwisata halal, maka Indonesia harus mengikuti standar dunia dalam memilih destinasi wisata yang mengadopsi nilai-nilai syariat Islam.
“Kalau mau jadi global player, harus ikut global standard juga,” ungkapnya.
Saat ini, Indonesia menduduki peringkat empat di dunia dalam sektor pariwisata halal. Menurutnya, Indonesia masih perlu terus berupaya meningkatkan sektor ini, terutama lewat promosi dan peningkatan raihan praise di mata dunia.
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?
Selain menghadirkan Wakil Gubernur Jawa Barat dan Menteri Pariwisata RI, hadir pula dua ahli pariwisata halal dari luar negeri, yaitu Yo Yonaka Associate Professor of Keoio University, dan Eng. Marc Deschamps Direktur Klub Halal Belgia. (T/ima/P001)
Mi’raj Isamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BPJPH, MUI, dan Komite Fatwa Sepakati Solusi Masalah Nama Produk Halal