Jakarta, MINA – Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryono memastikan pembangunan fasilitas pengolahan sampah ITF Sunter bakal menggunakan teknologi ramah lingkungan sesuai standar tertinggi dari Uni Eropa.
“Teknologi milik Fortum yang telah terbukti sukses di Eropa,” kata Dwi.
Dwi menjelaskan, kapasitas pengolahan sampah ITF Sunter mencapai 2.200 ton/hari dengan teknologi termal, sehingga residunya berupa abu hanya ± 20% dari total sampah yang diolah. ITF Sunter dilengkapi dengan Turbine yang mampu mengkonversi energi termal menjadi energi listrik. “Teknologi ini mampu menghasilkan listrik dan telah teruji di banyak kota besar di Eropa dan Asia,” katanya.
Direktur Nasional Eksekutif Koalisi Wahana Lingkungan Indonesia (Kawali) Puput TD Putra mengatakan bahwa sudah saatnya DKI Jakarta mempunyai pengolahan di dalam kotanya sendiri.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Jakarta tidak bisa terus-menerus mengirim sampahnya ke TPST Bantargebang. TPST Bantargebang hanya tersisa 4-5 tahun untuk menampung sampah dari Ibu Kota. Ini untuk menghindari dampah ekologis akibat TPA overload,” kata Mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta itu.
Pengurus Lembaga Musyararah Kelurahan (LMK) Tanjung Priok, Jalaluddin mengatakan, warga sekitar lokasi pembangunan mendukung kegiatan pembangunan ITF Sunter. “Masyarakat ingin mendukung program Pemerintah,” katanya.
Dalam kesempatan yang tersebut, Pengurus LMK Sunter Agung, M. Daamin juga berharap proyek ini dapat melibatkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar tapak proyek. “Kami berharap warga sekitar dapat ikut diakomodasi,” katanya. (R/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak