Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iwan Satriawan: Islam Bukan Agama yang Kaku

Nur Hadis - Rabu, 29 November 2017 - 02:07 WIB

Rabu, 29 November 2017 - 02:07 WIB

155 Views

Diskusi dan bedah buku Metamorfosis Kaum Sarungan yang diselenggarakan oleh Komunitas Lampung NGOPI (Ngobrol dan Berpikir) di Aula Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Selasa (28/11).

Diskusi dan bedah buku Metamorfosis Kaum Sarungan yang diselenggarakan oleh Komunitas Lampung NGOPI (Ngobrol dan Berpikir) di Aula Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Selasa (28/11).

 

Bandar Lampung, MINA – Agama Islam bukanlah agama yang ortodoks, yang secara kaku dalam mempraktikkan ajarannya.

Demikian dikatakan Penulis Buku Metamorfosis Kaum Sarungan, M. Iwan Satriawan,S.H, M.H dalam acara Diskusi dan Bedah Buku yang diadakan oleh Komunitas Lampung Ngopi (Ngobrol dan Berpikir) di Aula Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Selasa (28/11).

Menurutnya, ada akulturasi antara adat istiadat dengan agama. Di mana Islam mengambil hal-hal baru tanpa harus meninggalkan syariat.

Baca Juga: RISKA Ajak Sisterfillah Semangat Hadapi Ujian Hidup

“Ada upaya-upaya akomodasi dan akulturasi yang tadinya mayoritas masyarakat Lampung tidak berhijab akhirnya sekarang penari Siger pake hijab. Kemudian model masjid, agar kemudian orang merasa nyaman masjid kan tidak harus pakai kubah tetapi bisa pakai genting berongga tiga,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, yang menjadikan Islam terkesan kaku adalah kurangnya pengetahuan yang membuat wawasan menjadi sempit.

“Kurang baca, kurang gaul. Sedikit ada berita di Whatsapp langsung kita share. Kan jadi implikasi timbulnya fitnah. Baca secara keseluruhan jangan sepotong sepotong. Ngaji jangan hanya sampe iqra, kalau perlu sampe kitab Alfiah Ibnu Malik dan sebagainya,” katanya.

Karena menurutnya, orang yang berilmu akan semakin rendah hati dan tidak menyombongkan diri.

Baca Juga: Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Wacanakan Dewan Pertahanan Nasional

“Orang yang seperti itu ilmunya masik cetek. Meyombongkan diri ini lho saya paling beriman sehingga syurga dikapling-kapling. Mereka yang bukan golongannya dibuat neraka. Padahal yang menentukan syurga atau neraka itu Allah. Jadi kita tidak berhak,” katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh umat di dunia khususnya di Indonesia, agar tidak terlalu cepat menilai seseorang atau suatu kaum yang justeru berdampak pada pecahnya NKRI.

“Karena, perjuangan menyatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, bahasa, bahkan makanan itu tidak mudah. Indonesia ini juga tidak hanya dibangun oleh masyarakat muslim. Ada Nasrani, Hindu, Budha, Konghuchu dan sebagainya,” lanjutnya.

Filosofi Metamorfosis Kaum Sarungan itu sendiri menurutnya adalah akultrasi para santri yang saat ini tidak hanya sekedar baca Al-Quran, tetapi juga membaca Koran. Tidak hanya sekedar mampu menulis huruf arab gundul tetapi juga menulis opini.

Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa

Lampung NGOPI (ngobrol dan berpikir) adalah suatu komunitas yang peduli akan budaya intelektual yang didirikn pada April 2016.

Lampung NGOPI memfasilitasi masyarakat khususnya untuk membudayakan membaca. Adapun kegiatan dari Lampung NGOPI adalah membuka taman buku gratis yang bisa dikunjungi oleh semua kalangan.

Taman buku ini dibuka setiap hari. Senin sampai Jumat digelar disekitaran UIN Raden Intan Lampung. Sabtu dan Minggu digelar di Pusat keramaian kota Bandar Lampung seperti Tugu Adipura, dan taman Masjid Al-Furqon. (L/ism/kh/B01/RS2).

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti: Guru Agen Peradaban

Rekomendasi untuk Anda