DI TENGAH era digital yang penuh dengan interaksi virtual dan dinamika sosial yang cepat, menjadi seorang muslimah yang aktif, komunikatif, dan peduli pada lingkungan sosial adalah sebuah tantangan sekaligus peluang.
Terutama bagi para muslimat, penting untuk memahami bahwa Islam mendorong umatnya untuk menjadi agen kebaikan di tengah masyarakat, bukan menarik diri dan hidup dalam keterasingan. Menjadi “kuper” atau kurang pergaulan bukanlah karakter seorang muslimah sejati yang mencerminkan akhlak Rasulullah SAW dan semangat ukhuwah Islamiyah.
1. Makna Pergaulan dalam Perspektif Islam
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sosial. Rasulullah SAW sendiri adalah sosok yang sangat aktif dalam membangun hubungan dengan masyarakat. Beliau dikenal sebagai pribadi yang ramah, supel, dan mampu merangkul semua kalangan. Pergaulan dalam Islam bukan sekadar berinteraksi, tetapi membangun jalinan yang penuh kasih, saling tolong-menolong dalam kebaikan, serta menjauhkan diri dari hal yang sia-sia dan merusak.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Ma’idah: 2)
Baca Juga: Bangkitlah Muslimah, Allah Selalu Ada untukmu
Ayat ini menegaskan bahwa pergaulan yang dianjurkan dalam Islam adalah pergaulan yang membawa dampak positif, memperkuat keimanan, dan menjalin kebersamaan dalam ketakwaan.
2. Mengapa Muslimah Harus Aktif dalam Pergaulan yang Baik?
Menjadi muslimah yang aktif berinteraksi secara sosial bukan berarti melepas hijab atau nilai-nilai syar’i. Justru dengan menjaga adab dan etika Islam, muslimah dapat tampil sebagai teladan di tengah masyarakat. Ada beberapa alasan mengapa muslimah tidak boleh menjadi “kuper”:
-
Menebar manfaat: Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Muslimah yang hanya diam di rumah tanpa kontribusi sosial tidak akan maksimal dalam menebarkan manfaat. Kehadiran muslimah dibutuhkan dalam dakwah, pendidikan, sosial, bahkan ekonomi.
Baca Juga: Ketika Muslimah Bersandar pada Allah
-
Menghapus stigma negatif: Banyak masyarakat yang memandang muslimah sebagai kaum tertutup, kaku, atau bahkan antisosial. Dengan tampil aktif, komunikatif, dan santun, muslimah dapat menjadi duta Islam yang membalik stigma tersebut.
-
Membangun jaringan ukhuwah: Pergaulan yang positif membuka jalan untuk membangun jaringan ukhuwah Islamiyah, saling menguatkan, dan berbagi inspirasi dalam menjalani kehidupan sebagai muslimah.
3. Pergaulan Muslimah yang Sehat dan Produktif
Tentu, pergaulan yang dianjurkan bukan sembarang pergaulan. Islam memberi batasan yang jelas agar interaksi sosial tetap dalam koridor syariat:
-
Menjaga aurat dan adab: Dalam pergaulan, seorang muslimah tetap harus menjaga pakaiannya, tutur katanya, dan perilakunya. Bergaul bukan berarti bebas bertingkah. Justru harus lebih berhati-hati agar tetap terjaga kehormatan diri.
Baca Juga: Menjadi Muslimah yang Dicintai Allah
-
Menghindari ikhtilat (campur baur tak perlu): Pergaulan yang sehat adalah yang tidak membuka celah fitnah. Maka, batas antara pria dan wanita tetap harus dijaga. Jika harus berinteraksi, maka lakukan seperlunya dan dengan adab yang baik.
-
Berteman dengan orang saleh/salihah: Rasulullah SAW bersabda,
“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya. Maka perhatikanlah dengan siapa kamu berteman.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)Pilih lingkungan pergaulan yang mendorong kita semakin dekat kepada Allah, bukan sebaliknya.
4. Langkah Menjadi Muslimah yang Tidak Kuper
Jika kamu merasa selama ini “kuper” atau tertutup dalam lingkungan sosial, jangan khawatir. Semua bisa diperbaiki dengan niat dan tindakan. Berikut beberapa langkah konkret untuk menjadi muslimah yang aktif namun tetap syar’i:
Baca Juga: Bangkitlah Muslimah: Allah Selalu Membantumu
-
Gabung dalam komunitas dakwah atau sosial: Cari komunitas muslimah di lingkunganmu yang aktif dalam kajian, bakti sosial, literasi, atau kegiatan produktif lainnya. Ini akan melatih keterampilan sosial dan spiritual secara bersamaan.
-
Ikut pengajian atau halaqah: Selain menambah ilmu, pengajian adalah tempat terbaik untuk membangun pergaulan yang positif. Di sana kita akan menemukan banyak teman dengan visi hidup yang sama.
-
Berani menyapa dan memulai percakapan: Banyak muslimah enggan menyapa terlebih dahulu karena merasa takut atau malu. Padahal, sapaan dan senyum adalah sedekah. Mulailah dengan yang kecil namun konsisten.
-
Berperan dalam kegiatan masyarakat: Jangan ragu untuk menjadi bagian dari panitia kegiatan kampung, sekolah, atau RT. Selama tidak menyalahi syariat, ini adalah ladang amal dan sarana memperluas jaringan sosial.
Baca Juga: Berkali-kali Terusir, Berkali-kali Terluka: Kesaksian 77 Tahun Nakba dari Halima Abu Dayya
-
Bangun personal branding sebagai muslimah inspiratif: Tunjukkan bahwa menjadi muslimah bukan penghalang untuk berkarya dan berkontribusi. Manfaatkan media sosial secara bijak untuk berbagi inspirasi, dakwah, dan motivasi.
5. Pergaulan yang Baik Membentuk Kepribadian Unggul
Salah satu manfaat utama dari pergaulan yang sehat adalah terbentuknya kepribadian yang matang. Muslimah yang aktif biasanya lebih percaya diri, berpikiran terbuka, memiliki empati tinggi, dan mampu menjadi pemimpin atau inspirator. Sebaliknya, muslimah yang terlalu menutup diri cenderung rentan stres, kesepian, dan kehilangan arah.
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menyendiri kecuali dalam ibadah-ibadah tertentu. Hidup ini adalah perjalanan dakwah, dan dakwah hanya bisa dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat.
6. Menjaga Diri di Tengah Interaksi Sosial
Tentu saja, pergaulan membawa risiko. Tapi bukan berarti kita harus menjauh dari dunia luar. Justru dengan pondasi iman yang kuat, kita bisa menjadi penentu arah, bukan malah terbawa arus. Maka, penting untuk selalu:
Baca Juga: Meneladani Siti Hajar untuk Menjadi Muslimah Tangguh Masa Kini
-
Menjaga niat: Luruskan niat bahwa setiap interaksi adalah untuk mencari ridha Allah, bukan untuk mencari popularitas atau penerimaan duniawi.
-
Banyak berdoa: Mintalah perlindungan kepada Allah agar selalu diberikan lingkungan yang baik dan dijauhkan dari fitnah pergaulan.
-
Tingkatkan ilmu dan keimanan: Muslimah yang berilmu akan lebih bijak dalam menyaring pergaulan dan memutuskan sikap dalam berbagai situasi.
7. Menjadi Muslimah Cahaya Umat
Akhirnya, menjadi muslimah yang tidak kuper bukan hanya tentang aktif bergaul, tapi tentang hadirnya kita sebagai pelita dalam kegelapan. Jangan pernah merasa kecil atau takut untuk bersosialisasi. Sebab di balik hijabmu, ada cahaya dakwah yang bisa menyinari lingkungan sekitar. Islam tidak membatasi peran perempuan, tetapi menatanya agar tetap bermartabat dan bermanfaat.
Baca Juga: Muslimah Inspiratif, Dari Hijrah hingga Menjadi Teladan
Jadilah muslimah yang menyapa, bukan hanya disapa. Yang mendekati, bukan hanya didekati. Yang memberi, bukan hanya menunggu. Karena setiap langkah kecil kita untuk berbaur dalam kebaikan, adalah bagian dari jihad sosial yang penuh pahala.
Nabi SAW bersabda, “Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka, lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Kuper bukanlah identitas, melainkan pilihan. Maka, ubahlah pilihan itu mulai hari ini. Jadilah muslimah yang aktif, ramah, penuh kasih, dan tetap menjaga nilai-nilai Islam. Dunia butuh lebih banyak muslimah seperti itu—muslimah yang percaya diri, berilmu, dan tak segan turun tangan untuk menebar manfaat. Karena sejatinya, dakwah tidak harus lewat mimbar. Sering kali, dakwah justru terjadi lewat senyum, sapa, dan aksi nyata dalam kehidupan sosial.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimah Penentu Arah Peradaban