Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadilah Orang Bijak, Berpikir Sebelum Bertindak

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 5 menit yang lalu

5 menit yang lalu

1 Views

Ilustrasi

DALAM kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, kebijaksanaan menjadi nilai yang sangat mahal. Salah satu ciri utama dari orang bijak adalah kemampuannya untuk berpikir sebelum bertindak. Tindakan yang tergesa-gesa tanpa pertimbangan matang sering kali menimbulkan penyesalan dan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, berpikir sebelum bertindak bukan hanya anjuran etika, melainkan kebutuhan mendesak dalam menjaga keharmonisan hidup pribadi, sosial, bahkan spiritual.

Berpikir sebelum bertindak merupakan manifestasi dari akal sehat yang sehat. Dalam Islam, akal adalah anugerah besar dari Allah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Al-Qur’an berulang kali memuji orang-orang yang menggunakan akalnya untuk merenung dan mengambil pelajaran, seperti dalam QS. Ali ‘Imran ayat 190-191. Ayat tersebut menggambarkan bahwa orang-orang berakal adalah mereka yang senantiasa merenungkan ciptaan Allah dan tidak bertindak gegabah.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam pun mencontohkan sikap kehati-hatian dalam bertindak. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim disebutkan: “Ar-rifqu laa yakunu fi syai’in illa zanahu, wa la yunza’u min syai’in illa syanahu” yang artinya, “Kelembutan (sikap hati-hati) tidaklah terdapat dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah tercabut dari sesuatu kecuali akan membuatnya buruk.” Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan dalam bertindak adalah bagian dari akhlak mulia seorang mukmin.

Dalam konteks psikologi modern, kemampuan berpikir sebelum bertindak disebut dengan self-regulation atau pengendalian diri. Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik cenderung lebih tenang, mampu mempertimbangkan risiko, dan memiliki kualitas hubungan sosial yang lebih harmonis. Penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan ini berkorelasi positif dengan keberhasilan akademik, profesional, dan emosional.

Baca Juga: 14 Amalan Dahsyat Pembuka Rezeki dan Kesuksesan

Dalam kehidupan sosial, orang yang mampu menahan diri dan berpikir sebelum bertindak biasanya lebih disegani dan dipercaya. Mereka cenderung tidak mudah terpancing emosi, tidak asal berbicara, dan selalu memperhatikan dampak dari tindakan mereka. Sikap ini sangat penting dalam menjaga keutuhan hubungan sosial dan menghindari konflik yang tidak perlu.

Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Sesungguhnya orang mukmin adalah orang yang menahan lisannya, memperhatikan segala urusannya, dan berpikir sebelum berbicara. Jika baik, maka ia ucapkan. Jika ragu, ia menahan diri.” Ungkapan ini mengajarkan kepada kita bahwa berpikir sebelum bertindak adalah bagian dari keimanan dan kematangan spiritual.

Salah satu bentuk kecerobohan yang sering terjadi adalah berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu. Di era media sosial, banyak orang terjebak dalam euforia kebebasan berekspresi tanpa memperhitungkan akibatnya. Padahal, kata-kata yang diucapkan atau ditulis bisa menjadi sebab fitnah, permusuhan, bahkan kehancuran reputasi seseorang.

Berpikir sebelum bertindak juga melibatkan pertimbangan moral dan nilai. Seorang muslim tidak hanya berpikir dari aspek logika, tetapi juga menimbang apakah tindakannya diridhai Allah atau tidak. Hal ini sesuai dengan prinsip taqwa—yaitu menjaga diri agar selalu dalam batas yang diridhai Allah. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 6, Allah memperingatkan agar kita memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, agar tidak mencelakakan orang lain karena tindakan tergesa-gesa.

Baca Juga: Membangun Budaya Regenerasi

Dalam dunia kepemimpinan, prinsip berpikir sebelum bertindak menjadi dasar dalam pengambilan keputusan strategis. Pemimpin yang bijak akan berkonsultasi, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan menakar dampak dari keputusannya sebelum melangkah. Ini adalah bentuk nyata dari hikmah atau kebijaksanaan yang sangat ditekankan dalam Islam.

Berpikir sebelum bertindak bukan berarti lamban atau ragu-ragu. Ia justru menunjukkan kematangan, kedewasaan, dan tanggung jawab. Orang yang bijak tahu kapan harus cepat dan kapan harus berhenti sejenak untuk menimbang langkah. Mereka tidak dikendalikan oleh emosi sesaat, melainkan oleh prinsip dan tujuan jangka panjang.

Dalam pendidikan dan pembinaan karakter, penting untuk menanamkan nilai ini sejak dini. Anak-anak perlu dibimbing agar mampu memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Pendidikan karakter yang menekankan pada kontrol diri, empati, dan tanggung jawab akan membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.

Akhirnya, marilah kita menjadi pribadi yang bijak dengan membiasakan diri untuk berpikir sebelum bertindak. Jadikan akal sebagai cahaya penuntun, hati sebagai kompas moral, dan wahyu sebagai landasan nilai. Dengan begitu, hidup kita akan lebih terarah, damai, dan bermanfaat bagi sesama.[]

Baca Juga: Sukses Tanpa Stres, Cara Islami Meraih Kejayaan Dunia Akhirat

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
Khadijah
MINA Health