Jadilah Pemuda dan Pemudi Prestatif

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Tersebutlah kisah beberapa pemudi yang sukses di usia yang relatif muda, bahkan di masa ketika mereka belum menikah.

Sally Giovany. pemudi ini sukses dengan bisnis batik Trusmi yang merupakan batik khas Cirebon. Wanita pemilik toko batik daring (online) eBatikTrusmi.com ini sudah memutuskan untuk berwirausaha sejak usia 18 tahun.

Latar belakang ekonomi keluarganya bisa dikatakan kurang dari mapan. Setelah lulus dari SMA Sally tidak melanjutkan pendidikan, tetapi memutuskan untuk berwirausaha demi membantu perekonomian keluarganya.

Awalnya Sally memulai bisnis dengan menjual batik khas Cirebon. Produk batik ini ditawarkan dengan cara berkeliling pasar di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Berawal dari toko berukuran kecil, sekarang Sally sudah mempunyai toko grosir batik Trusmi yang luasnya mencapai 1,5 hektar. Sally telah mencetak rekor muri Toko Batik Terluas dan Termuda 22 tahun. Sally telah membuka lapangan pekerjaan untuk lebih dari 1.350 orang. Omzetnya sekarang sudah mencapai 700 juta per minggu.

Atau ada juga Laksita Pradnya Paramita. Sempat diolok-olok oleh teman-teman SMA-nya karena IQ di bawah 100 dan mengalami jatuh bangun dalam berbisnis, Laksita tidak pantang menyerah hingga meraih sukses dengan bisnis kaos kakinya.

Secara tidak sengaja saat berjalan-jalan di pasar, gadis kelahiran Kebumen, 24 Maret 1995 ini menemukan kaos kaki yang kualitas dan modelnya sangat dia sukai. Karena menyayangkan harganya yang terlalu murah, dia berpikir untuk menjualnya sendiri.

Februari 2014 Laksita mulai berjualan kaos kaki sendiri. Laksita mulai mencari supplier kaos kaki impor setelah melihat reaksi pasar yang bagus

Empat bulan setelah itu, ia mulai memesan kaos kaki dengan desain khusus ke produsen lokal. Setelah modal terkumpul, Laksita mulai memproduksi kaos kaki sendiri. Ia menyulap kaos kaki menjadi produk kreatif dengan berbagai variasi motif dan karakter yang diminati oleh para remaja masa kini.

Ia memasarkan produknya secara daring (online) lewat Instagram dan Twitter dengan brand Voria Socks. Selain di Indonesia, kini produknya sudah masuk ke pasar luar negeri seperti Brunei, Malaysia, Amerika Serikat dan Australia. Awalnya Laksita memulai bisnis bermodalkan dana 45 ribu, kini omzetnya per bulan bisa mencapai 200 juta.

Tentu masih terlalu banyak pemudi dan pasti pemuda berprestasi lainnya.

Dalam buku The Perfect karya Ahmad Rifa’i Rif’an, ada lima kiat yang perlu pemuda atau pemudi coba untuk menuju prestasi atau kesuksesan.

Pertama, berani mencoba hal hebat dan baru.

Kita banyak menjumpai anak muda yang belum mulai atau mencoba sesuatu, tapi sudah minder duluan. Saat ada peluang dan momentum untuk berbuat sesuatu yang hebat, saat ada momentum untuk berprestasi, saat ada peluang untuk tampil, mereka justeru ramai-ramai angkat tangan dan menyerah sebelum bertanding.

Mereka tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Belum mencoba tapi sudah takut lebih dulu dan sudah berkata, “Tidak bisa!”.

Anak-anak muda yang dipenuhi oleh prestasi adalah mereka yang selalu punya ketertarikan untuk mencoba peluang hebat yang hadir di depannya. Ia selalu memanfaatkan peluang sekecil apa pun untuk melejitkan prestasinya.

Ada lomba ini, dia ikut. Ada peluang tampil, ia ambil. Ada peluang belajar hal baru, ia semangat menyambutnya.

Jika sudah ada keberanian untuk mencoba hal-hal yang baru kita temui, biasanya akan muncul dan hadir momentum yang akan melejitkan prestasinya.

Kedua, jangan gengsi melakukan hal yang baik.

Akan aneh jadinya jika untuk berprestasi kok gengsi. Sangat banyak anak muda yang gengsinya justeru hadir pada hal-hal yang tak tepat.

Ada mahasiswa yang di sela-sela kuliahnya ia jualan kopi keliling kampus. Melihat mahasiswa seperti ini, lantas bagaimana respon teman-temannya? Kebanyakan mereka akan menaruh kasihan, meskipun mahasiswa tersebut enggan untuk dikasihani. Namun, justeru mahasiswa kebanyakan justeru enggan dan malu jika harus melakukan hal demikian. Jikalau pun ada yang rela seperti itu, akan mendapat tentangan keras dari keluarga atau saudaranya yang merasa malu.

Padahal mahasiswa penjual kopi, mahasiswa penjual pena, atau gorengan, justeru itulah yang keren. Ia mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Sambil kuliah ia belajar bisnis, belajar percaya diri, belajar menghilangkan rasa malu seharusnya disingkirkan, belajar bekerja keras, belajar hidup mandiri.

Hebatnya lagi, penjual kopi, pena atau gorengan itu mampu benar-benar membagi waktunya dengan tepat. Kuliahnya jalan, usahanya juga lancar. Tidak hanya dapat uang tambahan, tapi juga hasil kuliahnya tidak mengecewakan.

Ketiga, targetkan mimpi yang muluk.

Jangan pernah mau menjadi anak muda atau Muslimah yang biasa-biasa saja. Jangan mau menjadi pemuda atau Muslimah yang rata-rata, yaitu prestasinya rata-rata, nilainya rata-rata, kontribusinya rata-rata, ilmunya rata-rata, penampilannya rata-rata, kreativitasnya rata-rata. Jadi orang yang rata-rata itu pasti “tidak enak”, jarang dikenal, jarang diperhatikan, jarang dibanggakan, tidak bisa jadi inspirasi atau sulit untuk diteladani oleh orang lain.

Jadilah orang yang hebat. Jika belum bisa, bermimpilah jadi orang yang hebat. Tidak perlu menjadi orang yang hebat di segala bidang, cukup jadi yang terbaik di suatu bidang. Ketika orang lain memerlukan seorang ahli di bidang itu, orang itu akan langsung mengingat dan menyebut nama Anda.

Sebutlah nama Rifa, seorang pemuda yang sudah menguasai dua bahasa asing, tapi lebih fasih di bahasa Arab. Ketika ada tamu dari negara Arab, maka selalu namanya yang diajukan sebagai penerjemah atau pendamping tamu tersebut.

Atau sebutlah Widi dan Rina yang di usia mudanya sudah aktif di ajang internasional karena kefasihannya berbahasa Inggris.

Atau sebutlah Tatang, pembina pemuda pondok pesantren, meski usianya sudah mulai lanjut, tapi kemahirannya dalam melakukan lobi, nyaris tidak ada pintu lembaga kenegaraan yang tidak bisa ditembusnya. Atau Ustaz Ali Farkhan Tsani, dai muda, yang tak pernah berhenti menulis kebaikan. Sudah sangat banyak artikel keislaman yang ditulisnya, tapi baginya itu tidak akan pernah berhenti.

Karena itu, bermimpilah yang muluk, karena orang Islam memiliki Tuhan yang Mahahebat dan Maha Berkuasa.

Keempat, miliki keingintahuan yang tinggi

Ingin jadi insinyur yang hebat, jangan hanya puas pada sebatas materi kuliah di kelas, tapi temukanlah ilmu yang lebih di lapangan.

Ingin jadi wartawan yang handal, tidak cukup handal dalam menulis berita atau artikel, tapi latihlah kepiawaianmu juga dalam memburu nara sumber dan isu di lapangan.

Ingin jadi dai daiah yang selalu ditunggu di mimbar oleh jamaah, tidak hanya cukup banyak menguasai ilmu teori dan menghapal dalil sebanyak-banyaknya, tapi juga perlu mengasah cara penyampaian dan bagaimana mengatur intonasi suara yang tepat ketika berceramah.

Kelima, cerdaslah dalam bergaul.

Prinsipnya, bertemanlah dengan siapa pun, tapi cerdaslah dalam memilih teman bergaul. Intensnya pertemuan dan komunikasi bisa sangat mempengaruhi karakter dan aktivitas kita. Berkawanlah dengan banyak orang-orang hebat yang sangat cerdas mengatur waktunya, yang menjadi penyemangat kita untuk terus berprestasi.

Orang-orang hebat seperti ini, meski sudah meninggal kelak, kepribadiannya akan selalu dicontoh dan disebut-sebut sebagai suri teladan bagi orang-orang yang ingin menjadi lebih baik.

Sebutlah Rana, dalam usia mudanya, sudah berkeluarga dan sudah mengantongi setumpuk tebal kartu nama orang-orang hebat. Bahkan dengan mudahnya ia berjabat tangan, berbicara dan berfoto bareng dengan orang selevel B. J. Habibie dan para duta besar negara asing. Duta Besar Paraguay untuk Indonesia adalah salah satu sahabatnya.

Tidak hanya orang-orang hebat di bidang umum, tapi jangan sungkan pula untuk mengangkrabi para orang salih, karena mereka bisa menjadi penasihat kala kita salah, yang menjadi pendamping saat masalah menimpa, yang jadi guru sekaligus kawan belajar yang baik.

Oke para pemuda dan pemudi, selamat mencoba dan mempraktikkan. (P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)