Tel Aviv, MINA – Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh surat kabar Maariv menunjukkan, mayoritas warga Israel atau sekitar 62% menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Jajak pendapat lainnya menunjukkan, 29% warga menentangnya, sementara 19% tidak menyatakan pendapat mereka. Alestad melaporkan, Sabtu (25/1).
Surat kabar berbahasa Ibrani mengungkap perpecahan yang mendalam dalam opini publik Israel atas desakan pengunduran diri Netanyahu.
Jajak pendapat juga menyebutkan, mayoritas pemilih oposisi (93%) mendukung pengunduran Netanyahu. Sementara sebagian besar pemilih pemerintah (31%) menentangnya.
Baca Juga: Palestina Ramadhan Sabtu 1 Maret
Menurut jajak pendapat terbaru, hanya 28% warga Israel yang meyakini pertukaran tahanan dan perjanjian gencatan senjata di Gaza akan dilaksanakan sepenuhnya. Sementara 39% memperkirakan perjanjian tersebut tidak akan terlaksana, dan 33% tidak menyatakan pendapat.
Laporan itu mengungkap bahwa ada penentangan di dalam partai Likud terhadap Netanyahu, karena 18% pemilihnya percaya bahwa Netanyahu harus mengundurkan diri karena bertanggung jawab atas kegagalan perang.
Peristiwa 7 Oktober menunjukkan kegagalan keamanan, militer, intelijen dan politik Israel.
Banyak pejabat dan politisi Israel sepakat bahwa serangan 7 Oktober merupakan kegagalan keamanan, militer, intelijen, dan politik.
Baca Juga: Langgar kesepakatan, Israel akan terus Duduki Koridor Philadelphia
Kepala Staf Pasukan Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi mengundurkan diri pekan lalu, karena bertanggung jawab atas kegagalan militer mengantisipasi dan menanggapi serangan Hamas.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan Yisrael Katz, Halevi menganggap dirinya bertanggung jawab atas kegagalannya melindungi warga Israel pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mesir: Mediator Mulai Pembicaraan Gencatan Senjata Tahap Kedua di Gaza