Jakarta, MINA – Di sela-sela penyelenggaraan KTT ASEAN di Jakarta pada 5 – 7 September 2023. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merekomendasikan sejumlah jajanan pasar Indonesia yang bisa dicicipi oleh para delegasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kuliner Betawi memiliki cita rasa otentik dan unik yang diturunkan dari generasi ke generasi.
“Saya berharap di sela-sela rangkaian agenda pertemuan, delegasi KTT ASEAN menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner khas Betawi agar kunjungan kerja ke Indonesia, khususnya Jakarta lebih berkesan,” ujar Sandiaga, dalam keterangan tertulis, Rabu (6/9), demikian keterangan yang diterima MINA.
Sandiaga menjelaskan, kuliner khas Betawi dengan berbagai jenis penganan menggoda selera mulai dari makanan pembuka hingga penutup termasuk jajanan pasar. Disebut jajanan pasar karena biasanya camilan tradisional ini mudah dijumpai di pasar tradisional yang tersebar di Jakarta.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
“Seiring berkembangnya waktu, jajanan pasar naik kelas merambah mal atau pusat perbelanjaan modern,” ucapnya.
Ia menambahkan, jajanan khas Jakarta yang wajib dicicipi para delegasi KTT ASEAN 2023 di antaranya Kerok Telor, Selendang Mayang, Bir Pletok, Kue Cincin, Kembang Goyang, Talam Pandan, Putu Mayang.
“DKI Jakarta sebagai lokasi penyelenggaraan KTT ASEAN juga memiliki sederet destinasi wisata yang dapat dikunjungi para delegasi,” tandasnya.
Berikut jajanan pasar khas Jakarta yang wajib dicicipi para delegasi KTT ASEAN 2023:
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Kerak Telor
Siapa yang tak kenal kuliner satu ini? Siapapun yang berkunjung ke Jakarta pasti mudah sekali menemukan jajanan khas Betawi legendaris yang bercita rasa gurih, tekstur dalamnya lembut dan luarnya garing ini. Sangat cocok untuk dijadikan sebagai selingan sambil menyeruput kopi atau teh hangat di sore hari. Kenikmatan ini berasal dari bahan-bahan yang digunakan. Dimana telur bebek dicampurkan dengan beras ketan putih, bawang goreng, dan ebi yang sudah disangrai. Lalu ditambahkan bumbu yang telah dihaluskan berupa cabai merah, kencur, jahe, serundeng, merica, garam, dan gula.
Cara memasaknya pun unik yakni ketika adonan kerak telor sudah setengah matang, wajan yang digunakan kemudian diarahkan ke arang. Posisi ini akan dibiarkan hingga kerak telor benar-benar matang.
Selendang Mayang
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi
Selendang mayang merupakan salah satu jajanan khas Betawi yang sangat populer. Berbahan dasar tepung beras yang ditambahin pewarna makanan warna-warni (biasanya hijau, merah, dan putih) dipadukan dengan sirup, santan, dan es. Hidangan ini memiliki cita rasa manis, gurih, dingin, dan segar. Tak ayal menjadikan selendang mayang sebagai hidangan penutup yang sempurna.
Bir Pletok
Bir pletok telah melekat dan menjadi salah satu ikon kebudayaan tradisional Betawi selain ondel-ondel. Meskipun disematkan kata “bir” dalam minuman ini, tapi sama sekali tidak mengandung alkohol. Justru bir pletok menjadi minuman yang mampu menghangatkan dan menyegarkan tubuh karena terbuat dari godokan rempah-rempah pilihan.
Mulai dari kayu secang, kayu manis, jahe, sereh, jahe merah, kunyit, lada hitam, daun pandan, biji pala, daun jeruk, kembang lawang, kapulaga, serta cengkeh. Kemudian ditambahkan gula dan garam agar rasanya lebih nikmat.
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045
Kue Cincin
Sesuai namanya, kue ini berbentuk seperti cincin yang berwarna kecokelatan karena berasal dari gula merah. Masyarakat Betawi biasanya menghadirkan kue cincin pada acara-acara khusus seperti pernikahan dan sunatan. Selain gula merah, bahan yang digunakan ialah tepung beras dan kelapa sangrai.
Kembang Goyang
Tidak hanya kue cincin, kembang goyang pun kerap kali ditemui ketika hajatan masyarakat Betawi. Nama “kembang goyang” diambil dari bentuknya yang memang menyerupai sebuah kembang dan teknik pembuatannya pun digoyang-goyangkan hingga adonan terlepas dari cetakan.
Baca Juga: Antisipasi Kerawanan Pangan, Wamendes PDT Wacanakan Satu Provinsi Satu Desa ICMI
Berbahan dasar sederhana hanya dengan tepung beras yang diberi garam dan gula kemudian digoreng hingga kering dan dipercantik dengan taburan wijen. Dapat menghasilkan cita rasa yang gurih dan manis.
Talam Pandan
Talam pandan merupakan kue khas tradisional Betawi yang sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Rasanya yang lezat dan tampilannya yang cantik membuatnya menjadi kesukaan banyak orang. Kue ini memiliki ciri khas pada bentuknya yang mirip dengan bunga teratai dengan dua lapisan berbeda. Lapisan bawahnya biasanya terbuat dari adonan beras ketan yang putih dan kenyal. Sementara lapisan atasnya terbuat dari adonan berwarna hijau dari tepung beras, gula, santan, dan daun pandan.
Untuk mempercantik tampilan, sering kali kue talam diberi hiasan seperti potongan daun pandan, kelapa parut atau wijen di atasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Sabtu Ini, Sebagian Hujan Ringan
Putu Mayang
Putu mayang adalah camilan tradisional Betawi yang terbuat dari tepung beras dan santan kelapa. Rupanya seperti mi yang dibentuk bulat. Biasanya putu mayang dihidangkan dengan gula merah cair yang kental sehingga memberikan rasa manis khas yang sangat gurih. (R/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus