Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jakarta Gelar Jamuan Kehormatan Forum Perdamaian Dunia

Rana Setiawan Editor : Ali Farkhan Tsani - 23 detik yang lalu

23 detik yang lalu

0 Views

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan sambutan pada jamuan makan malam kehormatan (gala dinner) bagi para delegasi Forum Perdamaian Dunia ke-9 (World Peace Forum/WPF) dan Forum Global Muslimah, Selasa malam (11/11)/2025, di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta.

Jakarta, MINA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar jamuan makan malam kehormatan (gala dinner) bagi para delegasi Forum Perdamaian Dunia ke-9 (World Peace Forum/WPF) dan Forum Global Muslimah, Selasa malam (11/11), di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta.

Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas agama, diplomat, akademisi, dan aktivis perdamaian dari lebih dari 25 negara. Dalam sambutannya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan rasa bangga karena Jakarta dipercaya menjadi tuan rumah forum internasional yang bertujuan memperkuat dialog lintas peradaban dan kolaborasi global untuk perdamaian.

“Kami sangat gembira Jakarta terpilih menjadi tuan rumah pertemuan penting ini untuk berbagi gagasan dan bekerja sama bagi terwujudnya perdamaian dunia,” ujar Pramono.

Menurutnya, kearifan wasathiyah, atau moderasi dalam Islam, dan nilai-nilai budaya Tionghoa sama-sama mengajarkan kita hidup damai dalam keseimbangan dan saling menghormati.”

Baca Juga: Menag Serukan Kolaborasi Wasathiyah Islam dan Nilai Tionghoa

Pramono menegaskan bahwa Jakarta dibangun di atas fondasi keberagaman budaya, keyakinan, dan tradisi yang terus tumbuh bersama dalam harmoni. Ia menyebut bahwa perbedaan bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan yang mempersatukan.

“Perbedaan tidak memecah belah kami, justru membuat kami lebih kuat dan lebih terhubung dengan dunia,” ujarnya.

Menurutnya, budaya Betawi adalah cerminan sejarah panjang akulturasi antara pengaruh Islam dan Tionghoa yang telah menyatu selama berabad-abad, menjadikan Jakarta simbol hidup toleransi dan keterbukaan.

“Dengan menjadi tuan rumah forum internasional ini, Jakarta memperkuat langkahnya menuju kota global yang berbudaya, terbuka, dan menjunjung nilai kemanusiaan,” lanjutnya.

Baca Juga: Update Korban Ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Jadi 96, 3 Luka Berat

Praamono berharap forum tersebut terus tumbuh menjadi cahaya harapan yang membimbing kita menuju dunia yang penuh harmoni, pemahaman, dan welas asih.

Dalam kesempatan yang sama, Pramono juga menyoroti pentingnya peran perempuan yang dibahas dalam Forum Global Muslimah, yang digelar bersamaan dengan World Peace Forum. Ia menekankan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun perdamaian, pendidikan, dan kemajuan sosial.

“Perempuan adalah pemimpin perdamaian di tengah keluarga dan masyarakat. Mereka membentuk komunitas yang peduli, adil, dan penuh harapan,” kata Pramono.

Diplomasi Moral dari Timur

Baca Juga: Usai Purna Jabatan, Laksana Tri Handoko Kembali Menjadi Peneliti di Pusat Riset Fisika Kuantum BRIN

Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Prof. Din Syamsuddin, turut menyampaikan apresiasi kepada Pemprov DKI Jakarta atas dukungan dan keramahtamahannya sebagai tuan rumah penyelenggaraan forum ini.

Jakarta adalah kota multikultural yang kaya dengan toleransi. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jakarta yang telah menjadi tuan rumah yang luar biasa,” ujar Din.

Menurut Din, kolaborasi antara nilai Wasathiyah Islam dan falsafah Tionghoa mencerminkan “diplomasi moral dari Timur”, sebuah pendekatan berbasis nilai dan spiritualitas yang kini sangat dibutuhkan di tengah meningkatnya ketegangan global.

Forum Perdamaian Dunia ke-9 diselenggarakan oleh CDCC bekerja sama dengan lembaga-lembaga lintas agama internasional, dengan tema *“Considering Wasathiyah Islam and Chinese Values for Global Collaboration.”*

Baca Juga: Densus 88 Pastikan Ledakan di SMA 72 Jakarta Bukan Aksi Teror

Forum ini menghadirkan berbagai tokoh internasional, termasuk Presiden Timor-Leste José Ramos-Horta, mantan Presiden Kosovo Atifete Jahjaga, perwakilan dari Al-Azhar University, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta Religions for Peace Asia.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006, World Peace Forum menjadi salah satu platform terpenting di Asia untuk memperkuat dialog lintas agama dan peradaban. Edisi kesembilan yang digelar di Jakarta tahun ini memperkuat posisi Indonesia sebagai jembatan moral dan kultural antarperadaban Timur dan Barat**, melalui diplomasi moderasi, toleransi, dan kerja sama kemanusiaan.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Polisi Resmi Tetapkan Satu Tersangka Kasus Ledakan di SMA 72 Jakarta

Rekomendasi untuk Anda